Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak, Syarif Saleh mengatakan penyelenggaraan Pontianak International Dragon Boat (PIDB) 2019 diikuti ratusan atlet dari lima negara, yakni Malaysia, Filipina, Brunai Darussalam, Australia, dan China 15 atlet, serta Indonesia sebagai tuan rumah.

"Perlombaan PIDB 2019 yang baru pertama kali digelar di Kota Pontianak ini diikuti oleh lima negara dan dibagi dalam dua kategori, yakni kelompok lokal dan kelompok internasional. Untuk peserta lokal diikuti oleh enam kabupaten/kota dengan 228 atlet terdiri dari Kabupaten Sambas, Bengkayang, Mempawah, Landak, Kubu Raya, dan Kota Pontianak sebagai tuan rumah," kata Syarif Saleh di Pontianak, Jumat.

Di ajang PIDB 2019, Malaysia mengirimkan 24 atlet, Filipina 22 atlet, Brunai Darussalam 22 atlet, Australia 55 atlet, dan China 15 atlet, serta Indonesia sebagai tuan rumah yang akan menurunkan tim dari sejumlah provinsi di Tanah Air.

Ia menjelaskan tim Indonesia akan menurunkan beberapa tim dari provinsi lain, seperti dari Provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

"Selanjutnya untuk kategori internasional diikuti oleh lima negara dengan 138 atlet, yakni terdiri dari Malaysia sebanyak 24 atlet, Filipina 22 atlet, Brunai Darussalam 22 atlet, Australia 55 atlet, dan China sebanyak 15 atlet," katanya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengajak seluruh masyarakat Kalbar untuk menggelar dan menyelenggarakan even-even besar guna menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kota Pontianak.

"Even-even besar harus lebih ditingkatkan lagi, kemarin Presiden Joko Widodo mengatakan jalan sudah bagus, kebersihannya sudah lumayan baik, nah itulah dasar untuk menarik wisatawan datang ke Kota Pontianak," kata Sutarmidji di sela membuka Pontianak International Dragon Boat (PIDB) 2019, di Pontianak.

Ia juga menjelaskan segala bentuk kelebihan dan keunikan yang dimiliki Kota Pontianak harus disosialisaikan agar menjadi sumber pendapatan daerah melalui wisata, seperti peristiwa Kulminasi Matahari yang terjadi dua kali setahun, yakni setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September.

"Sayang kalau keberadaan letak strategis itu tidak dimanfaatkan maksimal dan fenomena alamnya yang sangat menarik itu bisa dijadikan sumber pendapatan daerah melalui wisata, karena letak garis Khatulistiwa itu tidak banyak negara yang punya," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan pihaknya terus berupaya untuk menjadikan Sungai Kapuas atau sungai terpanjang di Indonesia sebagai sport tourism dan menjadi salah satu pembangkit ekonomi pariwisata di Kota Pontianak.

"Ini juga pesan dari bapak presiden untuk mengupayakan Sungai Kapuas sebagai sport tourism dan menjadikannya salah satu pembangkit ekonomi pariwisata. Mengingat Kota Pontianak tidak punya sumber daya alam, hutan dan sebagainya, sehingga harus menggalakkan sebagai kota perdagangan dan jasa, serta menjual objek wisata Sungai Kapuas," katanya.

PIDB 2019 ini, katanya, sengaja digelar dan dirangkaikan dengan Titik Kulminasi di bulan September dan Hari Jadi ke-248 Kota Pontianak yang jatuh setiap tanggal 23 Oktober. "Kita ingin di hari ulang tahun Kota Pontianak ini semakin meriah," katanya.

Ia menambahkan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo saat kunjungannya ke Pontianak baru-baru ini, Kepala Negara meminta supaya Sungai Kapuas kerap digelar even-even, baik skala lokal, nasional bahkan internasional.
 

Pewarta: Andilala
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019