Jakarta (ANTARA) - Gnerasi Alpha, yakni yang lahir antara tahun 2010/2011 hingga 2025 akan menghadapi tantangan yang cukup besar di masa depan, salah satunya adalah harus mampu bereksplorasi.

Psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, menyebutkan beberapa tantangan yang akan dihadapi generasi Alpha di antaranya menanggung beban ekonomi yang tidak selesai di masa masa sekarang, bersaing dengan robot, harus memiliki pendidikan yang tinggi hingga akan adanya jutaan lapangan pekerjaan baru yang tercipta.

"Ada 2,5 juta bayi generasi Alpha yang lahir setiap minggunya. Tapi angka ini akan sedikit jumlahnya, karena saat mereka dewasa, akan ada banyak orangtua daripada yang produktif. Ini tentu menjadi tantangan juga bagi mereka," ujar Rosdiana dalam bincang-bincang "S-26: Belajar Jadi Hebat" di Jakarta, Kamis.

Oleh karena itu, generasi Alpha harus memiliki kemampuan belajar yang progresif yakni selalu ingin terus berkembang dan tidak terpaku pada pendidikan formal.

Masih menurut Rosdiana, di sekolah seorang anak bisa belajar dengan cara teamwork, hal ini akan mengasah cara berpikir kritis, kreativitas dan kemandirian. Cara belajar tersebut akan membentuk empat karakter penting bagi anak yang bermanfaat untuk bersaing di masa mendatang.

Eksplorasi juga menjadi karakter yang harus dibangun sejak dini. Anak dibiasakan untuk mau mencari hal baru yang dapat dikembangkan baik di dalam diri dan lingkungan.

"Untuk menemukan sesuatu yang baru, dia harus berpikir kritis. Berpikir di luar apa yang sudah ada dan mau banyak bertanya. Ketiga ialah memiliki jiwa kepemimpinan, dia dapat memimpin dirinya sendiri dan orang lain. Jiwa leadership harus dipupuk dari kecil agar dia bisa lebih fleksibel saat ia menjadi penduduk dunia," jelas Rosdiana.

Terakhir adalah rasa empati atau memahami kebutuhan orang lain agar menciptakan solusi bagi lingkungannya. Sikap ini yang nantinya akan membuat mereka menjadi seorang spesialis di bidang yang disukai.


Baca juga: Pada usia berapa anak sudah bisa masuk sekolah?

Baca juga: Tips pendampingan anak dalam media sosial

Baca juga: Psikolog tekankan pentingnya membimbing anak mengenali emosi

 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019