Kebijakan itu perlu dilakukan  agar masyarakat di kampung-kampung bisa mendapatkan transportasi angkutan umum
Wamena (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua terus membuka daerah isolasi dengan mempermudah pengurusan izin-izin bagi pengusaha jasa transportasi atau pengemudi mobil yang merupakan putra asli Papua.

Kepala Dinas Perhubungan Darat Jayawijaya, Pardomuan Harahap di Wamena, ibu kota kabupaten Jayawijaya, Kamis mengatakan kebijakan itu perlu dilakukan  agar masyarakat di kampung-kampung bisa mendapatkan transportasi angkutan umum.

Ia mengakui sulitnya angkutan mobil masuk ke kampung-kampung karena masalah keamanan.

"Kalau pengusaha dari luar daerah (non-Papua), biasanya mereka takut karena faktor keamanan, sehingga kita selalu dorong anak-anak daerah asli Papua dengan mempermudah pengurusan izinnya," kata dia.

Selain mengharapkan anak-anak asli Papua menjadi pelaku usaha layanan jasa transportasi, katanya, Dishub mendorong mereka memiliki kendaraan sendiri.

"Agar mereka bisa menjangkau sampai ke kampung-kampung," katanya.

Baca juga: PJN sebut pembangunan Trans Papua libatkan pengusaha asli Papua

Baca juga: Seratusan pengusaha asli Papua demo di BBPJN


Ia menambahkan pemerintah daerah setempat juga membangun lima ruas jalan yang menghubungkan sejumlah desa ke distrik agar kendaraan bisa masuk ke wilayah tersebut.

"Tahun ini kita dapat lima ruas jalan. Itu salah satu upaya kita membuka isolasi daerah," katanya.

Sementara akses jalan antar distrik menuju pusat ibu kota, sebagian besar sudah terhubung dan bisa dijangkau dengan mobil maupun motor.

"Ke Distrik Trikora saja yang belum. Yang lain sudah bisa dijangkau. Tetapi antarkampung kan kita harus terus buka jalan untuk akses bagi masyarakat," katanya.

Baca juga: Bahlil ingin orang asli Papua jadi pengusaha kelas kakap

Baca juga: Membina pengusaha asli jadi komitmen Papua Barat

Baca juga: Papua Terkini - Polres Mimika fasilitasi tuntutan pengusaha asli Papua

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019