Jakarta (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump turut berduka bersama rakyat Indonesia atas meninggalnya Presiden ke-3 RI BJ Habibie.

"Di tengah berbagai tantangan berat yang menyertai berakhirnya era Presiden Suharto, Dr. Habibie menjalankan kepemimpinan yang luar biasa dalam menjaga persatuan dan tradisi pluralistik di Indonesia, serta dalam mengantar kemunculan negara ini menjadi salah satu negara demokrasi yang hebat di dunia," demikian keterangan tertulis dari Kedutaan Besar AS, Jumat.

Dr. Habibie disebut sebagai seorang insinyur yang berhasil, juga akan dikenang kontribusinya bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia, termasuk industri penerbangan dalam negeri, suatu contoh luhur dari kreativitas dan tekad kuat masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kedubes AS pasang bendera setengah tiang untuk hormati BJ Habibie

Selain Presiden Trump, Menteri Luar Negeri AS Michael R. Pompeo juga mengungkapkan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga dan rakyat Indonesia atas meninggalnya mantan Presiden BJ Habibie.

Menurut Pompeo, Presiden Habibie telah memimpin negara dan rakyatnya melalui periode penting transisi demokrasi Indonesia yang luar biasa, dan memberikan kontribusi yang berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi Indonesia, termasuk melalui komitmennya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Dalam masa berkabung ini, terimalah simpati kami yang mendalam serta keyakinan bahwa Amerika Serikat akan terus mengingat persahabatan dengan Presiden Habibie dan dedikasinya untuk negara," demikian pernyataan Pompeo yang disampaikan melalui keterangan tertulis.

Baca juga: Inggris dan Australia turut berkabung atas kepergian BJ Habibie

BJ Habibie wafat pada usia 83 tahun di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada Rabu (11/9), pukul 18.05 WIB.

Almarhum dikebumikan di samping pusara istrinya, Hasri Ainun Habibie, di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis siang.

Baca juga: BJ Habibie wafat, bendera setengah tiang tampak di sejumlah kedubes

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019