Kalau industri mau tumbuh, kami harus melihat penetrasi yang masih rendah yakni di generasi milenial
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) membidik generasi milenial sebagai pasar asuransi jiwa potensial di era teknologi melalui seminar internasional bertajuk Digital and Risk Management in Insurance (DRiM) di Bali, 25-27 September 2019.

"Kalau industri mau tumbuh, kami harus melihat penetrasi yang masih rendah yakni di generasi milenial," kata Ketua Panitia DRiM AAJI 2019 Wiroyo Karsono di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, penetrasi generasi milenial terhadap asuransi jiwa di Tanah Air masih lebih rendah dari penetrasi secara umum industri asuransi jiwa yang mencapai sekitar tujuh persen.

Padahal, populasi generasi milenial di Indonesia, lanjut dia, mencapai sekitar sepertiga dari jumlah penduduk dengan rentang usia mencapai 17-35 tahun.

Kepala Bidang Pemasaran dan Komunikasi AAJI itu menambahkan sebagian dari generasi milenial itu merupakan pengguna internet dan aktif menggunakan layanan digital keuangan.

Ia mengutip data Hootsuite yang menyebutkan pengguna internet dan media sosial di Indonesia mencapai 150 juta, 86 persen di antaranya melakukan pembelian dalam jaringan.

"Melalui seminar ini diharapkan nantinya perusahaan asuransi dapat menganalisa tepat dan dapat menentukan keputusan bisnis untuk meraih potensi generasi milenial, melalui literasi dan inklusi keuangan digital," imbuhnya.

DRiM yang rencananya diadakan di Hotel Westin, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali itu juga akan memaparkan hasil survei dari lembaga survei internasional terkait perilaku milenial dalam merencanakan keuangan dan produk asuransi termasuk sarana mereka berasuransi.

Survei tersebut, kata dia, melibatkan sekitar 2.000 responden di sejumlah kota di Indonesia.

Dalam seminar itu, lanjut dia, juga akan dihadiri pelaku bisnis digital dan berbasis aplikasi seperti transportasi, perbankan, layanan pembayaran digital, hingga aplikasi dagang digital.

"Selain dari asuransi jiwa, pelaku asuransi lain yakni asuransi umum dan syariah juga turut hadir," imbuhnya.

Baca juga: Soal iuran BPJS, AAJI: Premi asuransi kesehatan memang tidak murah
Baca juga: AAJI lirik investasi proyek infrastruktur pemerintah

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019