Solo (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memperingati kematian aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir dengan menggelar aksi unjuk rasa.

"Acara ini juga digelar sebagai bentuk pengingat tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM," kata koordinator lapangan Muhammad Rizki Almalik di Solo, Selasa.

Dengan unjuk rasa tersebut, mahasiswa menolak lupa terhadap kasus yang terjadi pada masa lalu, khususnya dalam hal penegakan HAM.

Muhammad Rizki Almalik menduga dalam kasus pembunuhan Munir pada tanggal 7 September 2004, ada hal-hal yang sengaja disembunyikan.

Baca juga: LBH Surabaya minta pemerintah komitmen tuntaskan kasus Munir

"Buktinya, sampai saat ini Pemerintah belum menemukan aktor intelektualnya. Memang pelaku lapangannya sudah ditangkap, Pollycarpus, tetapi aktor di balik itu masih tanda tanya," katanya.

Oleh karena itu, dia meminta Presiden RI Joko Widodo untuk lebih serius menangani masalah HAM. Apalagi, penegakan HAM merupakan janji Jokowi sebelum menjabat sebagai presiden.

"Banyak masalah HAM dan pemerintah tidak serius. Janji 5 tahun lalu belum selesai. Sekarang diberi kesempatan lagi harusnya bisa dituntaskan," kata Muhammad Rizki Almalik.

Baca juga: Mahfud MD soroti kasus Munir

Selain Munir, mahasiswa mencatat pada bulan September saja ada beberapa kejadian yang terus diperingati yang menyangkut pelanggaran HAM, di antaranya Tragedi Tanjung Priok, Semanggi II, dan G-30-S/PKI.

Pada aksi tersebut mahasiswa tidak hanya melakukan orasi, tetapi juga membacakan puisi satire tentang ketidakadilan dan pembungkaman terhadap kebenaran.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019