Banjarmasin, Kalimantan Selata (ANTARA) - Hari ini, 9 September diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional (Haornas) dan untuk tahun ini puncak peringatan dipusatkan di Menara Pandang Siring Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan berbagai kegiatan digelar untuk menandai kegiatan tersebut.

Khusus untuk di Banjarmasin, selain puncak acara yang digelar di salah satu ikon kota tersebut dengan tema Ayo Olahraga pada Minggu (8/9), sebelumnya juga digelar kegiatan yang cukup menarik perhatian yaitu pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) karate gerakan kata dengan peserta terbanyak.

"Terima kasih kepada karateka dari seluruh Kalimantan Selatan yang berpartisipasi pada kesempatan hari ini di mana kita bersama-sama memecahkan rekor latihan karate dengan peserta terbanyak di Indonesia," kata Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.

Manajer MURI Triyono mengungkapkan tercatat 5.502 karateka dari anak-anak hingga orang dewasa ambil bagian dalam pemecahan rekor yang digelar sebagai salah satu rangkaian acara puncak peringatan Haornas 2019. Rekor sebelumnya dicetak di Bandung dengan peserta 3.000 karateka pada 2016.

Tidak hanya itu, Haornas ke-36 ini juga ditandai dengan digelar Simposium Interpretasi Esport dalam Wacana Keolahragaan Nasional. Sejumlah pakar dari dunia turnamen video games, psikologi, keilmuan olah raga, ekonomi hingga budayawan menjadi pembicara, berharap simposium itu bisa memberikan masukan dan solusi kepada Kemenpora terkait kebijakan pemerintah dalam mengatur esport.

"PR terbesar adalah bagaimana kita mengkaji dan mengawal supaya tidak terjadi malpraktik sehingga tidak mengganggu dimensi kesehatan sosial, psikologis dan lainnya. Ini barang baru dan kita harus menghadapi tantangan global karena faktanya esport ini digandrungi berjuta-juta orang." kata Deputi Pembudayaan Olah Raga Kementerian Pemuda dan Olah Raga Raden Isnanta.

Salah satu pembicara simposium itu adalah Presiden Asosiasi Esport Indonesia (IESPA) Eddy Lim, yang memberikan gambaran umum perbedaan esport dan permainan video secara umum. Untuk permainan video itu hanya untuk kesenangan sedangkan esport itu membutuhkan konsentrasi, kecepatan otak dan reaksi.

Latihan bermain gim satu hingga dua jam saja bagi atlet esport sudah berat karena menuntut skil belajar dan adu strategi. Mereka juga membutuhkan kondisi badan yang fit untuk menjaga konsentrasi mereka di dalam kompetisi. Latihan fisik dan strategi itu lah yang menjadi makanan sehari-hari atlet esport.

"Itu lah kenapa esport dijadikan sebagai olah raga dan diterima sebagai olah raga," kata Eddy.

Benar jika permainan video bisa melatih ketrampilan motorik, koordinasi tangan dan mata, serta melatih penggunanya untuk berfikir kritis, ungkap Dr. Cempaka Thursina dari Divisi Neuropediatri, Departemen Neurologi FKKMK UGM.

Namun, permainan video juga bisa menimbulkan efek negatif seperti cedera, kecanduan, penggunaan obat-obatan stimulan dan sejumlah penyakit seperti gangguan kesehatan mata, degenerasi otot, sindrom metabolik hingga osteoporosis.

"Idealnya bermain gim jangan lebih dari 20 jam per minggu. Karena kalau sudah lebih dari itu bisa dimasukkan ke dalam kriteria gaming disorder," kata Cempaka.

Tidak hanya itu, pada puncak peringatan Haornas di Menara Pandang Siring Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (8/9) yang dihadiri Menpora Imam Nahrawi itu juga diisi dengan senam massal yang diikuti oleh ratusan orang baik di atas panggung maupun di atas jukung (kapal kecil asli Banjar) yang melintas di Sungai Martapura.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga memberikan penghargaan kepada pelaku olahraga. Total ada 91 pelaku olah raga yang mendapatkan penghargaan dan 21 diantaranya menerima penghargaan secara langsung oleh Menpora Imam Nahrawi yang didampingi Ketua KONI Pusat Marciano Norman.

Perwakilan atlet yang hadir antara lain Muhammad Faathir (angkat besi), Medina Warda Aulia (catur), Muhammad Akbar Kurniawan (berkuda), Muhammad Fadli Imammuddin (paracycling), Abdul Rahman Darwin. K. Latjanda (taekwondo), dan Rizky Faidan (esport).

Kemudian juga ada purna-olahragawan yang diwakili Hasiati Lawole (atletik), Hero Pariyono (powerlifting), dan Gerardus Mayella Balaigeze (atletik). Untuk pelatih ada Waluyo, (para atletik), Aceng Supendi (rafting), dan Ghessa Salo (Badminton SO) dan Yuli Wulandari (wasit basket).

"Momentum peringatan (Haornas) yang harus kita dijadikan pemacu semangat untuk terus berolahraga, di mana saja dan kapan saja, untuk hidup lebih baik dan produktif," kata Menpora Imam Nahrawi.

"Partisipasi yang tinggi dari seluruh pihak untuk memajukan dunia olahraga menjadi dasar penting lahirnya prestasi olahraga. Olahraga juga menyatukan kita, karena dari sinilah lahir patriot-patriot yang mengharumkan nama bangsa di pentas dunia," katanya menambahkan.

Pria kelahiran Bangkalan Madura ini juga menyatakan bahwa Indonesia telah membuktikan menjadi yang terbaik dan 
saat itulah seluruh anak negeri dari Sabang sampai Merauke bersatu padu, bertepuk tangan menyanyikan lagu Indonesia Raya, menaikkan bendera Merah Putih pada tiang tertinggi dengan penuh rasa hormat dan bangga.

Meriahnya peringatan Haornas 2019 ternyata tidak diikuti oleh atlet muda yang berharap memiliki peluang untuk berkembang karena salah satu media untuk menyalurkan bakatnya terutama bulu tangkis akan mengakhiri kegiatannya pada 2020 setelah sebelumnya berpolemik dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Adalah Djarum Foundation. Sejak 2006 lembaga ini melakukan audisi umum beasiswa bulu tangkis dan atlet terpilih mendapatkan pelatihan secara gratis di PB Djarum. Dari program tersebut banyak atlet potensial didapat yang banyak mengharumkan nama bangsa.

Salah satu hasil audisi yang saat ini sedang menjadi sorotan adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pemain asal Banyuwangi, Jawa Timur merupakan hasil audisi 2007. Saat ini pemain berusia 24 tahun itu berada diperingkat satu dunia nomor ganda putra bersama Marcus Gideon Fernaldi. Namun, mulai tahun depan PB Djarum pamit dari audisi.

Sebelumnya Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin menegaskan bahwa pihaknya menghentikan proses audisi umum beasiswa bulutangkis pada 2020 karena berbagai alasan dan bersifat final.

"Kalo sekarang ini saya jawab iya, final, tahun 2019 ini akan menjadi audisi terakhir," katanya di sela audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah.

Menurut dia, keputusan itu diambil menyusul adanya permintaan dari kementerian/lembaga yang dimotori Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai media promosi citra merek dagang rokok Djarum melalui audisi beasiswa bulu tangkis.

"Keputusan untuk menghentikan audisi baru kita putuskan sejak rapat hari Rabu (4/9) lalu, tapi ini bukan keputusan emosional, ini sangat rasional," katanya menambahkan.

Atas keputusan tersebut Menpora Imam Nahrawi sangat menyayangkan. Orang nomor satu di Kemenpora itu berharap audisi umum beasiswa bulu tangkis itu tetap dijalankan karena banyak atlet muda yang menunggu kesempatan menjadi Kevin Sanjaya baru, Mohammad Ahsan baru hingga Tontowi Ahman baru.

"Kita baru saja mendengar jika audisi PB Djarum akan dihentikan. Jangan pernah memimpikan audisi ini berhenti. Lakukan terus. Ini demi anak-anak kita," kata Menpora Imam Nahrawi dihadapan ribuan masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya.

Menurut dia, apa yang dilakukan oleh PB Djarum merupakan salah satu langkah untuk melahirkan atlet-atlet potensial untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Dan hasilnya sudah dibuktikan dalam beberapa kejuaraan internasional.

"Kami melihat tidak niat untuk mengeksploitasi anak. Jadi para calon juara dunia jangan putus asa," kata menpora menegaskan.

PB Djarum pamit bahkan menjadi viral di lini masa. Hingga saat ini di media sosial banyak memperbincangkan permasalahan tersebut, banyak netizen yang berharap keputusan tersebut diurungkan dan meminta KPAI membantu mencari jalan keluar jika PB Djarum benar-benar pamit setelah 13 melakukan audisi. #Ayoolahraga #salamolahraga.

Baca juga: Parade perahu dan olah raga air meriahkan Haornas 2019

Baca juga: Puluhan jagoan olah raga dan esport terima penghargaan di Haornas 2019

Baca juga: PB Djarum pamit jadi sorotan di Haornas 2019

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019