Jakarta (ANTARA) - Pendiri Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengatakan ujaran kebencian dapat terjadi karena warisan turun temurun lingkungan suatu kelompok masyarakat.

"Jadi, intoleransi ini ada yang terjadi secara turun temurun dari lingkungannya," kata dia pada diskusi bertema "Let's Talk about Hate: Decoding Interfaith Voices" di Jakarta, Sabtu malam.

Baca juga: Polda Jatim periksa Susanti terkait ujaran kebencian di Asrama Papua

Baca juga: Komnas HAM: Ujaran kebencian bukan kebebasan berpendapat


Awalnya, pelaku ujaran kebencian tidak membenci suatu kelompok, namun karena adanya lingkungan yang tidak baik maka ikut menciptakan intoleransi.

"Menurut saya itu yang harus dipatahkan," katanya.

Selain itu, ia melihat banyaknya ujaran kebencian terjadi karena masyarakat masih atau mudah percaya dengan hoaks atau berita bohong tentang kebencian.

Senada dengan itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Sunanto alias Cak Nanto mengatakan semua agama pada dasarnya melarang umat melakukan ujaran kebencian.

"Saya menyakini setiap agama apa pun tidak pernah mengajarkan ujaran kebencian," kata dia.

Ia menilai sejumlah kejadian ujaran kebencian yang terjadi akibat adanya kepentingan kekuasaan dunia dan hal tersebut harus dihilangkan.
​​​​​​
​​
Agama Islam, ujar dia, juga mengajarkan hal yang sama untuk saling menghormati dan mencintai semua orang. Namun, sejumlah kasus ujaran kebencian yang dilakukan oleh muslim dikarenakan tidak memahami agama secara baik.

Baca juga: Jokowi ajak masyarakat hijrah dari ujaran kebencian

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019