Penyadaran ini harus merata dari semua pihak,
Jakarta (ANTARA) - Kepala Divisi Pendistribusian Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Ahmad Fikri mengatakan program Kampung Tanggap Bencana (KTB) memicu ketangguhan masyarakat terhadap bencana.

"Agar bisa meningkatkan kapasitas dengan situasi mereka berada. Ada potensi bisa menghadapi bencana dengan keterampilan seperti evakuasi sendiri," kata Ahmad dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, soal tiga titik baru KTB di area terpapar tsunami Selat Sunda.

Baca juga: Baznas kembangkan Kampung Tanggap Bencana di Banten

Dia menambahkan kesiapan masyarakat dalam mitigasi bencana akan membuat mereka tangguh menghadapi berbagai fenomena alam. Jika sudah terlatih maka bisa menekan berbagai kerugian dan dampak pascabencana.

Sebagai contoh, jelas dia jika masyarakat mengetahui cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana maka akan mengurangi risiko terburuk kejadian. Alasannya, rasio keselamatan warga sangat bergantung dari keterampilan mandiri mereka menghadapi bencana selain mengandalkan pertolongan pihak lain.

"Penyadaran ini harus merata dari semua pihak, dari siapapun bagaimana setiap orang melatih diri agar tangguh bertahan dan bangkit pascabencana," lanjutnya.

Baca juga: KSB tingkatkan budaya masyarakat tanggap bencana

Adapun tiga titik KTB terbaru dari Baznas dirilis pada Jumat hasil kerja sama dengan platform dompet digital OVO. Tiga titik itu tersebar di dua desa yaitu Desa Sukamanah di Kabupaten Lebak dan Desa Cibungur (Kabupaten Pandeglang).

Dengan begitu, kini Baznas memiliki 16 KTB di Indonesia, antara lain di Banten, Riau, Sulawesi Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, Bali, NTB hingga Papua.

Kampung Tanggap Bencana merupakan program yang mendorong adanya Kelompok Kerja Tanggap Darurat. Dari kelompok itu kemudian membagi tugas tanggap darurat serta menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul sementara.

Beberapa KTB yang telah dibentuk sebelumnya bahkan telah memiliki tabungan sosial dan melakukan simulasi bencana secara rutin.
Baca juga: Harry Hikmat: warga Sukabumi harus tanggap bencana

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019