Asap dari daerah tenggara, seperti Kampar, Kuantan Singingi dan Pelalawan.
Pekanbaru (ANTARA) - Kota Pekanbaru berselimut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau selama dua hari terakhir, dan membuat langit terlihat seperti mendung.

Berdasarkan pantuan Antara di Pekanbaru, Kamis siang, langit terlihat kelabu seperti mendung. Pada pagi hari jarak pandang menurun dan tercium bau benda terbakar seperti arang.

“Kondisi ini memang asap, Pekanbaru tidak ada peluang hujan,” kata Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Binbin.

Ia mengatakan asap yang menyelimuti Pekanbaru adalah asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan di daerah tenggara. Data BMKG pada Kamis pagi menyatakan satelit tidak memantau titik panas di Pekanbaru, namun daerah di sekitarnya ada indikasi kebakaran hutan dan lahan.

“Asap dari daerah tenggara, seperti Kampar, Kuantan Singingi dan Pelalawan,” katanya.

Data BMKG menyatakan pada Kamis pagi terdeteksi 237 titik panas yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera, dan Riau terbanyak karena mencapai 115 titik panas. Lokasi titik panas paling banyak di Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 37 titik, dan Pelalawan 32 titik.

Kemudian di Indragiri Hulu 14 titik, Kepulauan Meranti 10 titik, Rokan Hilir 8 titik, Bengkalis 7 titik, Kuantan Singingi 3 titik, dan Siak serta Kampar masing-masing dua titik panas.

Dari jumlah tersebut ada 68 yang terindikasi titik api kebakaran hutan dan lahan. Lokasi paling banyak juga di Indragiri Hilir 24 titik, dan Pelalawan 19 titik.

Ia menambahkan kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Asap kiriman dari daerah tersebut juga mencapai Riau.

“Tapi dari trajectory asap dari Jambi dan Sumsel tidak sampai ke Pekanbaru, hanya menyelimuti Indragiri Hilir," katanya.
Baca juga: Pekanbaru kembali diselimuti asap pekat, kualitas udara tidak sehat
Baca juga: Kota Pekanbaru berselimut asap Karhutla pada perayaan Idul Adha


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019