Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan  H Iberhim Noor mengharapkan, agar pembangunan jembatan Sungai Puting yang berada di wilayah Barat Laut provinsi itu segera selesai, karena jembatan  yang menghubungkan Kabupaten Tapin dengan Kabupaten Barito Kuala Kalsel itu sudah sejak lama menjadi dambaan masyarakat

 "Apalagi jembatan Sungai Puting tersebut menjadi penghubung jalan nasional atau jalan trans Kalimantan lintas tengah Kalsel," lanjut wakil rakyat asal Partai NasDem yang terpilih kembali sebagai anggota DPRD provinsi itu pada Pemilu 2019," ujarnya di Banjarmasin, Jumat.

Anggota DPRD asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) berpendapat, sangat ironis kalau pembangunan jembatan pada jalan nasional tidak kunjung selesai.

"Selama ini pelintas jalan nasional ruas Tapin - Barito Kuala (Batola) hanya menggunakan penyeberangan tradisional berupa ponton (dua perahu yang dirakit dan menggunakan motor sebagai penggerak) untuk menyeberang Sungai Puting tersebut," katanya.

Perencanaan pembangunan jembatan Sungai Puting (sekitar 117 kilometer Barat Laut Banjarmasin) itu juga sudah sejak lama dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Jalan dan Jembatan Wilayah Kalimantan.

Namun, kata dia,  karena ada kepentingan perusahaan pertambangan batu bara yang melintas/menggunakan Sungai Puting tersebut, sehingga pembangunan jembatannya menjadi tertunda.

"Alhamdulillah ada titik temu, yaitu PT Antang Gunung Meratus (AGM) bersedia membangunkan Jembatan Sungai Puting sesui keinginannya untuk kepentingan lalu lintas angkutan hasil pertambangan mereka," ujarnya menjawab Antara Kalsel.

Konon informasi dari kontraktor, pelaksanaan pembangunan Jembatan Sungai Puting tersebut sudah mencapai 75 persen, dengan perkiraan selesai Oktober mendatang atau paling lambat akhir Tahun 2019.

Menurut mantan anggota DPRD Tapin itu, keberadaan Jembatan Sungai Puting tersebut akan lebih membuka keterisolasian daerah sekitar dan bisa menjadi pemacu pertumbuhan serta perkembangan perekonomian masyarakat setempat khususnya.

Selain itu, akan mempercepat hubungan transportasi antara daerah tetangga Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel yang meliputi Kabupaten Tapin, HSS, HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.

"Karena bagi warga Banua Anam yang mau bepergian ke Kalteng atau sebaliknya tidak lagi harus lewat Banjarmasin ataupun Banjarbaru yang jaraknya cukup jauh serta memakan waktu relatif lama," kata Iberhim.

Pewarta: Sukarli/Syamsuddin Hasan
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019