Depok (ANTARA News) - Memperingati hari kemerdekaan ke-63 Republik Indonesia, televisi berlangganan Astro Kirana bakal menayangkan Film Televisi (FTV) berjudul "Sepasang Mata Bola", yang mengusung tema besar nasionalisme berlatar belakang kehidupan seorang jurnalis. "Film tersebut mengedepankan idealisme seorang wartawan di tengah komersialisme," kata sutradara "Sepasang Mata Bola", Dian Sasmita, di Depok, Jawa Barat, Selasa. Karya sinematografi berdrama semi musikal tersebut, kata Dian, diproduksi dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan ke-63 RI, dan akan ditayangkan di layar Astro Kirana. "Melalui film ini hendaknya dapat menggugah rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme," katanya. Menurut Dian, wartawan dapat berperan besar dalam pembangunan negara. Oleh karena itu, orang yang besar adalah orang yang memiliki kedekatan dengan wartawan. "Film ini akan menggambarkan idealisme seorang wartawan," jelasnya. Film tersebut dibintangi oleh Artika Saridevi, Eno Lerian, Ariyo Wahab, Eza Yayang dan Rima Melati, serta artis pendukung lainnya. Selain Dian sasmita, film tersebut juga disutradarai oleh Kamila Andini, dengan penulis skenario Lintang Wardani. Dian berharap fungsi sosial yang dimiliki wartawan tidak disalahgunakan. Saat ini kata dia, generasi muda seolah lupa akan Indonesia. Ia mengaku tidak anti terhadap kebudayaan popular, namun ia terus mencari jati diri sebagai generasi muda Indonesia. Dalam filosofinya, jika ingin berbicara yang besar maka kita harus memberi fakta yang besar pula. "Sepasang Mata Bola" bercerita tentang rasa nasionalisme dan persoalan yang terkait dengan masalah kebangsaan di era modern. Semua itu dikemas dalam satu benang merah, melalui jalur musik. Film tersebut berkisah tentang seorang wartawan radio, Andaru, yang selalu memutar lagu-lagu Indonesia. Hingga suatu saat ia bertemu dengan Romansa pada konferensi pers dan menanyakan nasionalisme yang dimiliki Romansa. Romansa mengklaim dirinya sangat nasionalis. Produser film FTV "Sepasang Mata Bola", Garin Nugroho mengatakan film tersebut menggambarkan rasa cinta pada Indonesia yang digambarkan dalam sikap dan karya. Sebagai sebuah produk hiburan, film ini tetap akan menghadirkan certa yang sederhana, mengalir, segar, inspiratif, membangkitkan kenangan, dan tentu saja menghibur. "Film ini bercerita tentang kepahlawanan sosial yang berlandaskan nilai-nilai keberanian, kemandirian, dan persahabatan, serta kecintaan kepada musik," demikian Garin. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008