Managua (ANTARA) - Pemerintah Nikaragua pada Senin mengatakan mereka memulai proses untuk membebaskan 100 tahanan politik dari penjara setelah mendapat protes dari pihak oposisi, yang akan mengabaikan perundingan untuk mengakhiri krisis politik dan mendorong pemogokan.

Pemerintah mengatakan pembebasan itu merupakan bagian dari rencana membebaskan 300 tahanan politik hinga 18 Juni, dan mengeluarkan pengumuman segera setelah oposisi mengeluarkan ancaman-ancamannya.

"Kami telah mengeluarkan perintah (pembebasan) 100 orang yang ditahan karena melakukan kejahatan melawan petugas keamanan dan ketentuan umum," demikian pernyataan dari kementerian dalam negeri.

Pemerintah telah menangkap ratusan orang ketika terjadi bentrok dengan kekerasan yang mulai meletus pada April 2018 saat Presiden Daniel Ortega berusaha memangkas manfaat kesejahteraan.

Protes dengan cepat meluas menjadi gerakan perlawanan dan menjadi ujian paling tajam bagi otoritas Ortega sejak mantan gerilyawan Marxixt itu menduduki jabatannya pada 2007.

Berbeda dengan pembebasan yang pernah dilakukan sebelumnya, pemerintah mengatakan bahwa sebagian utusan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) hadir sebagai pemantau.

Oposisi Nikaragua memanfaatkan pembebasan tahanan politik ini sebagai syarat untuk berdialog dengan pemerintah.

Daftar 300 tahanan disetujui oleh pemerintah Ortega dan pihak oposisi pada awal tahun ini. Namun kedua pihak berselisih mengenai jumlah tahanan yang ada.

Ortega menyebut protes tersebut sebagai rencana di luar hukum oleh para musuh untuk mendepaknya, sedangkan para pengamat menuduh dia melakukan pelanggaran HAM dalam menumpas mereka yang berbeda pendapat.

Sejak protes terhadap pemerintahan Ortega berlangsung tahun lalu, lebih dari 324 orang meninggal dan 60.000 lainnya melarikan diri ke pengasingan, menurut organisasi HAM.

Sumber: Reuters

Baca juga: Warga negara AS ditembak hingga mati di penjara Nikaragua
Baca juga: Berharap dialog politik berlanjut, Nikaragua kembali bebaskan 50 tahanan
Baca juga: Presiden Nikaragua calonkan istrinya sebagai wapres.

 

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019