Beijing (ANTARA) - Pendapatan Huawei Technologies, salah satu produsen perangkat telekomunikasi terbesar di dunia, Senin, mengumumkan kenaikan pendapatan hingga 39 persen pada triwulan I tahun ini.

Bahkan manajemen perusahaan yang berkantor pusat di Shenzhen, Provinsi Guangdong, itu mengklaim kenaikan laba bersih hingga 8 persen dibandingkan triwulan I tahun lalu.

Pada triwulan I tahun ini, Huawei meraih pendapatan 179,7 miliar RMB (Rp377,3 triliun) setelah memfokuskan diri pada bisnis infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta telepon selular pintar.

Konsumen ponsel yang pada tahun lalu memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan Huawei itu juga masih tetap terjaga pertumbuhannya pada tahun ini dengan terjualnya 59 juta unit ponsel pada kuartal I/2019.

Huawei yang menjadi vendor ponsel pintar terbesar kedua di dunia pada 2018 berupaya menyalip Samsung pada 2020, demikian media resmi setempat.

Pada tahun ini Huawei diperkirakan akan menjual ponsel 5G hingga satu juta unit seiring dengan tingginya permintaan, baik di dalam maupun di luar China.

Huawei merajai pasar ponsel pintar China pada 2017 dan 2018 dengan pangsa 25 persen, diikuti produk domestik lainnya, Oppo dan Vivo sebagaimana data Counterpoint Research.

Lembaga riset itu juga menyatakan bahwa pada Februari lalu Apple terus kehilangan teritorialnya di China karena tingginya harga jual sehingga makin tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.

Meskipun sedang menghadapi permasalahan dengan Amerika Serikat dan sekutunya, Huawei telah menandatangani 40 kontrak komersial 5G dengan mitra kerjanya di luar negeri hingga 15 April 2019.

Huawei juga telah mengirimkan 70 ribu unit tower pemancar (BTS) berbasis 5G kepada sejumlah kliennya di berbagai negara.

Baca juga: Diskominfo Makassar-Huawei jajaki kerja sama smart city

Baca juga: CIA tuduh Huawei didanai badan keamanan China

Baca juga: Huawei pamerkan penerapan jaringan 5G di Indonesia

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019