Ankara (ANTARA) - Dua insinyur Turki termasuk di antara orang yang kehilangan nyawa dalam serangan bom di Sri Lanka, kata beberapa sumber sumber diplomatik Turki.

Sebanyak 194 orang tewas dalam beberapa ledakan, yang ditujukan ke gereja dan hotel di Sri Lanka pada Ahad, kata lembaga penyiaran lokal Derana.

Beberapa ledakan yang ditujukan ke tiga gereja dan tiga hotel di tengah perayaan Paskah pada Ahad juga melukai 402 orang lagi, kata Direktur Rumah Sakit Nasional Kolombo Anil Jasinghe kepada Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.

Ia mengatakan kebanyakan orang yang cedera saat ini dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo, dan yang lain dipindahkan ke Rumah Sakit South Colombo.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan teror itu.

Satu sumber dari Departemen Polisi Sri Lanka, yang berbicara kepada Kantor Berita Anadolu tapi tak mau disebutkan jatidirinya, mengkonfirmasi ledakan tersebut dan korban jiwa.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional dan membahas tindakan untuk meningkatkan keamanan.

Harian yang dikelola negara, Daily News, melaporkan gereja di Kota Kochchikade, Negombo dan Batticaloa serta Hotel Kingsbury, Cinnamon Grand dan Shangri La di Ibu Kota Komersial Sri Lanka, Kolombo juga menjadi sasaran serangan bom.

Personel pasukan polisi khusus telah dikerahkan di Bandar Udara Internasional Bandaranaike di Kolombo, setelah ledakan tersebut.

Menteri Keuangan Mangala Samawaweera mengatakan dalam satu cuitan bahwa serangan tersebut adalah "upaya yang terkoordinasi dengan baik untuk menciptakan pembunuhan, penganiayaan dan kekacauan"

Menteri Pariwisata Sri lanka mengatakan, menurut keterangan yang ia terima, sembilan wisawatan tewas setelah ledakan di beberapa hotel.

Belakangan, dua ledakan lagi dilaporkan di negeri itu; satu di satu hotel bintang tiga di dekat Taman Margasatwa di Dehiwala.

Pemerintah belum menyiarkan keterangan mengenai tempat ledakan kedelapan.

Stasiun televisi lokal Derana, dengan mengutip keterangan sumber polisi, melaporkan dua tersangka dibekuk setelah serangkaian serangan.

Larangan orang keluar rumah telah diberlakukan di seluruh negeri tersebut, kata laporan media.

Dinendra Ruwa Wijeawardene, Menteri Negara Urusan Pertahanan Sri Lanka, mengatakan pemerintah akan "melakukan semua tindakan yang perlu guna menghadapi kelompok ekstrem yang beroperasi di negara kita".

Ia mengatakan penyelidikan sudah dilakukan dan mereka "yang terlibat dalam aksi teror ini akan dijebloskan ke dalam penjara sesegera mungkin". Ia menambahkan mereka yang terlibat dalam serangan bom tersebut "sudah diidentifikasi".

Baca juga: Pemerintah Sri Lanka berlakukan larangan keluar rumah

Sumber: Anadolu Agency

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019