Khartoum (ANTARA) - Pasukan Pendukung Reaksi Cepat Sudan (RSF) pada Senin berulangkali berusaha membubarkan aksi-duduk oleh pemrotes di luar markas militer di Ibu Kota Sudan, Khartoum.

Buldozer militer bergerak untuk memindahkan penghalang jalan yang dipasang oleh pemrotes di dekat markas itu tapi dipaksa mundur oleh pemrotes, kata beberapa saksi mata.

"Personel RSF dan Angkatan Bersenjata menyatakan mereka berusaha memindahkan penghalang jalan untuk membersihkan daerah ini tapi pemrotes menolak," kata seorang demonstran yang bertugas melindungi kamp tersebut kepada Kantor Berita Turki, Anadolu.

Demonstran telah melakukan aksi-duduk di luar markas utama militer sebagai bagian dari protes terhadap presiden Omar Al-Bashir, yang digulingkan oleh militer pekan lalu, setelah tiga dasawarsa memerintah.

Militer juga berusaha mendirikan Dewan Militer untuk memerintah negeri tersebut selama masa peralihan dua-tahun.

Namun demonstran telah menolak untuk mengakhiri aksi-duduk mereka, dan menyerukan penyerahan kekuasaan kepada pemerintah sipil, kata Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.

Sementara itu, Perhimpunan Profesional Sudan (SPA), yang memelopori protes terhadap Al-Bashir, menyeru pendukungnya agar berkumpul di kamp protes di luar markas militer.

"Kami menyeru semua orang agar segera pergi ke kamp protes untuk melindungi revolusi dan perolehannya," kata SPA di dalam satu pernyataan.

Pejabat senior ditangkap

Dewan Peralihan Militer Sudan pada Ahad mengumumkan mereka menangkap beberapa pejabat senior lagi dari rejim lama terguling, pimpinan Omar Al-Bashir.

Ketika berbicara dalam satu taklimat di Khartoum, Juru Bicara Dewan tersebut Shams Aldin Kabashi mengatakan pasukan keamanan nasional akan ditata-kembali tapi ia tidak memberi perincian lebih lanjut.

"Banyak prosedur sedang dilaksanakan. Kami memerintah penataan-kembali militer nasional. Penyitaan kantor partai yang memerintah di seluruh negara sudah dimulai. Kami juga akan mengkaji banyak hukum termasuk hukum ketenangan masyarakat dan pembentukan landasan anti-korupsi dengan standard baru yang transparan," katanya.

Kabashi menyeru semua partai politik agar mengajukan daftar calon mereka bagi pembentukan Kabinet Baru dalam konsensus antara berbagai partai politik.

Pada Kamis (11/4), militer Sudan menggulingkan presiden Omar Al-Bashir, yang memerintah Sudan sejak 1989, setelah berbulan-bulan protes terhadap kekuasaannya.

Militer juga membentuk Dewan Militer untuk memerintah negeri tersebut selama masa peralihan dua-tahun.

Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Pemimpin dewan militer baru janjikan pemerintahan sipil bagi Sudan
Baca juga: Dewan militer Sudan berjanji negeri itu akan miliki pemerintah sipil

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019