Brussel (ANTARA) - Uni Eropa (EU) pada Kamis akan membahas sebuah strategi yang lebih defensif atas China.

Pergerakan itu mengisyaratkan kemungkinan pengakhiran akses tak terbatas, yang dinikmati para pebisnis China di Eropa tetapi tidak diikuti dengan langkah yang sama oleh Beijing.

Berada di antara pertikaian Amerika Serikat-China yang baru untuk menjadi kekuatan militer dan ekonomi, para pemimpin EU akan berusaha menemukan jalan tengah dalam pertemuan puncak pada jamuan makan malam di Brussel. Pertemuan itu adalah yang pertama kalinya mereka lakukan pada tingkat pemimpin negara untuk membahas bagaimana menghadapi Beijing.

"Kami sepenuhnya terbuka," kata Wakil Presiden Komii Eropa Jyrki Katainen mengenai ekonomi EU.

"China bukan, dan (negara itu) menimbulkan banyak pertanyaan," kata Katainen kepada Reuters, yang berpendapat bahwa kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia tersebut tidak dapat lagi mengklaim dirinya dengan status khusus sebagai negara berkembang.

Para pemimpin itu, yang kerap berbeda pendapat soal China, melakukan pertemuan pada saat Presiden China Xi Jinping memulai lawatan ke Prancis dan Italia. Mereka ingin memperlihatkan persatuan menjelang pertemuan puncak EU-China pada 9 April.  

Menurut rancangan pertemuan puncak April yang dilihat oleh Reuters, EU berusaha menetapkan batas waktu bagi China untuk membuat janji-janji investasi dan perdagangan yang berulang-ulang dimundurkan. Naskah akhir itu harus terlebih dahulu disepakati oleh Beijing.  

Sumber: Reuters

Baca juga: Uni Eropa berencana buat superkomputer untuk susul China
Baca juga: Beijing percepat kereta cepat China-Eropa

Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019