Sydney (ANTARA News) - Australia dan Malaysia terlibat dalam peningkatan pernyataan panas menyangkut kemungkinan bahwa Australia akan memindahkan kedutaan besarnya ke Jerusalem.

Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan, Jumat, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam sejarahnya pernah mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang anti-Yahudi.

Pemindahan kedutaan itu diajukan Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat melangsungkan kampanye pemilihan daerah pada bulan lalu. Usul Morrison itu menimbulkan kekhawatiran di pihak Indonesia dan Malaysia.

"Perdana Menteri Malaysia itu punya pola," kata Frydenberg dalam wawancara di radio. "Dia pernah menyebut orang-orang Yahudi sebagai orang berhidung kakaktua. Dia juga mempertanyakan jumlah orang yang terbunuh dalam Holocaust."

Frydenberg mengeluarkan pernyataan itu setelah Mahathir menyebut-nyebut masalah kemungkinan pemindahan kedutaan saat bertemu dengan Morrison di KTT ASEAN pada Kamis (15/11) di Singapura.

"Saya mengatakan bahwa dalam menangani terorisme, kita harus mencari sumber masalahnya," kata Mahathir kepada para wartawan usai pertemuan itu, seperti diberitakan media Australia. "Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu."

Sebesar 60 persen penduduk Malaysia beragama Islam.

Indonesia juga telah menyampaikan kekhawatiran soal kemungkinan pemindahan kedutaaan dan menyatakan bahwa pemindahan akan mengacaukan rencana membuat perjanjian perdagangan bebas dengan Australia. Namun demikian, Morrison mengatakan masalah-masalah itu tidak dicampuradukkan dalam pembicaraan baru-baru ini yang dilakukannya dengan Presiden Joko Widodo.

Morrison melemparkan ide pemindahan kedutaan Australia itu, serta mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel, pada Oktober tahun lalu.

Pengumuman yang tiba-tiba itu muncul hanya beberapa saat sebelum perebutan kursi, yang ternyata memiliki pemilih dalam jumlah besar dari kalangan Yahudi dan pemerintahan Nasional Liberal pimpinan Morrison sangat ingin menang guna dapat mempertahankan mayoritas di parlemen.

Kursi itu sendiri akhirnya lepas sehingga pemerintah menjalankan kekuasaan atas kerja sama dengan para anggota parlemen independen.

Ketika berbicara pada Jumat, Morrison membenarkan bahwa Mahathir menyinggung soal kemungkinan pemindahan kedutaan namun ia menyatakan hanya "Australia yang menentukan kebijakan luar negeri Australia".

Australia dan Malaysia sebelumnya pernah mengalami hubungan yang bergejolak.

Kedua negara berselisih 25 tahun lalu ketika Perdana Menteri Australia Paul Keating menyebut Mahathir "bandel" karena memboikot forum ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 1993.

Para pemimpin negara-negara APEC dijadwalkan bertemu di Papua Nugini akhir pekan ini.

Baca juga: Palestina minta Australia pertimbangkan wacana pemindahan kedutaan
Baca juga: Indonesia minta Australia dukung proses perdamaian Palestina-Israel



Sumber: Reuters
Editor: Tia Mutiasari/Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018