New York (ANTARA News) - Agen-agen federal menyatukan informasi yang terserak pada Selasa tentang bagaimana satu bom kecil dapat dimasukkan ke dalam kotak surat di luar rumah milik miliarder George Soros di New York, menurut laporan Reuters.

Soros, salah seorang penyumbang terbesar di dunia bagi kelompok-kelompok dan pendukung liberal, sedang tidak berada di sana bahan peledak itu ditemukan pada Senin (22/10). 

Para penyidik belum menyebutkan nama tersangka atau mengungkap motif di belakang pengiriman bahan peledak itu, tetapi Soros menjadi tokoh yang dibenci di antara para pegiat sayap kanan di Amerika Serikat dan Eropa Timur, dan menjadi sasaran kampanye media yang bermusuhan pemerintah nasionalis di negara asalnya, Hongaria.

Seorang karyawan yang bekerja di rumahnya itu di Katonah, sekitar 66 km sebelah utara Kota New York, membuka paket kiriman pada Senin sekitar pukul 15.45 waktu setempat  Senin dan menemukan benda yang tampaknya bahan peledak, kata Departemen Kepolisian Bedford.

Satuan penjinak bom meledakkannya di kawasan hutan dekat rumah itu, kata kepolisian.

Para agen federal melukiskan bom tersebut terbuat dari pipa kecil berukuran 15 inci yang diisi bahan peledak dan mengatakan paket itu tampaknya telah dibawa langsung dan dimasukkan ke dalam kotak surat, bukan melalui perusahaan kurir, menurut harian the New York Times, yang mengutip para pejabat penegak hukum.

Sejauh ini, belum ada peringatan ancaman kepada Soros, dan tak ada ancaman lanjutan kepada Soros atau masyarakat, kata seorang pejabat penegak hukum. Kantor FBI di New York tidak menjawab permintaan untuk berkomentar.

Gambar-gambar alamat yang dipublikasikan Google Maps memperlihatkan kotak surat terletak di tepi jalan di depan pintu gerbang yang dapat dilalui kendaraan.

Soros telah menyumbang uangnya sebanyak miliaran dolar kepada Open Society Foundations,  organisasi yang mendanai kelompok-kelompok madani di seluruh dunia. Organisasi itu telah bentrok dengan pemerintah Hongaria terkait pembatasannya mengenai imigrasi dan pencari suaka.

"Dalam suasana keadaan ketakutan, kebohongan dan otoritarianisme meningkat, hanya karena menyuarakan pandanganmu dapat mengundang ancaman kematian," kata Open Society Foundations dalam pernyataan. "George Soros mengecam kekerasan dalam bentuk apa pun, dan mendesak para politisi di seluruh spektrum politik mengurangi retorika mereka."
 
Baca juga: Polisi: bahan peledak ditemukan di rumah George Soros
Baca juga: Hungaria loloskan UU untuk usir universitas George Soros



Editor: Mohamad Anthoni/Fardah Assegaf

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018