Beijing (ANTARA News) - Jembatan Pertama Beipanjiang yang menghubungkan Provinsi Yunann dengan Provinsi Guizhou dinyatakan sebagai jembatan tertinggi oleh Rekor Dunia Guinness (Guinness World Records).

Jembatan yang membentang di atas lembah berbentuk huruf "U" di wilayah baratdaya China itu tinggi tiangnya rata-rata 565,4 meter dari permukaan air.

Meskipun tertinggi di dunia, rentang jembatan itu terpanjang kedua di dunia. Jembatan Beipanjiang sepanjang 1.341,4 meter itu ditopang kabel baja dengan maksimum jarak rentang 720 meter, demikian media lokal di Guizhou, Jumat.

Jembatan yang tingginya setara dengan gedung 200 lantai itu merupakan salah satu dari tiga sektor Bijie-Duge yang merupakan ruas jalur bebas hambatan Hangzhou-Ruili. Jalur tol ini menghubungkan kota-kota di wilayah timur, di antaranya Provinsi Zhejiang, dan Provinsi Jiangxi, hingga selatan dan baratdaya, seperti Provinsi Hunan, Provinsi Guizhou, dan Provinsi Yunnan.

Di bangun di atas lembah yang curam dengan kondisi geografis yang rumit mulai 10 September 2016 hingga 29 Desember 2016, pihak pengembang mengatakan, pembangunan jembatan itu membutuhkan teknologi konstruksi baru dengan metode tertentu.

Saat dalam proses pembangunan, konstruksi yang dibuat pengembang juga berhasil memenuhi standar riset Kementerian Perhubungan China.

Selain itu, pengembang juga berhasil meraih berbagai penghargaan atas rancangan konstruksinya itu, termasuk empat hak paten teknologi baru dunia, empat paten model utilitas baru, medali emas dari Gustav Lindenthal, Nobel jembatan, dan penghargaan ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat tinggi dari Masyarakat Transportasi dan Jalan Raya China (CHTS).

Jembatan tersebut tidak jauh dari Liupanshui, kota kecil di Provinsi Guizhou yang berbatasan dengan Provinsi Yunnan, sebagai kota tempat digelarnya forum bisnis China-ASEAN setiap tahun.

Jembatan itu pula mampu menyingkat waktu tempuh hingga empat jam dari Kota Xuanwei (Yunnan) ke Kabupaten Suicheng (Guizhou). 

Pewarta: M Irfan Ilmie
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018