San Francisco (ANTARA News) - Para peneliti dari University of California di Riverside (UC Riverside) sedang mempelajari alasan mengapa banyak dokter di beberapa rumah sakit AS tidak senang dengan pekerjaan mereka, satu unsur yang dalam beberapa tahun belakangan meningkatkan kelelahan.

Andrew G. Alexander, seorang asisten profesor klinis mengenai obat keluarga, dan Kenneth A. Ballou, asisten profesor klinis mengenai obat keluarga, mendapati kelelahan fisik di rumah sakit Amerika telah meningkat dari 45,5 persen jadi 54,4 persen dalam tiga tahun. Kedua peneliti itu berasal dari UC Riverside School of Medicine.

Dalam dokumen penelitian mereka yang disiarkan dalam edisi Agustus 2018 American Journal of Medicine, kedua peneliti tersebut mendapati para dokter AS lebih mungkin untuk merasa tertekan dan tidak senang di tempat kerja dibandingkan dengan di rumah.

Mereka menyatakan kelelahan fisik disebabkan oleh tiga penyebab utama, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam. Penyebab itu adalah penyimpangan hubungan dokter-pasien, perasaan sinis di pihak pasien yang memilih untuk tidak melanjutkan pengobatan, dan kurangnya antusiasme untuk pekerjaan.

Mereka mengatakan para dokter tidak senang dengan pekerjaan mereka sebab hubungan mereka dengan pasien telah menyimpang jadi hubungan jaminan perusahaan-klien, yang membatasi perawatan dokter terhadap pasien mereka.

Sebaliknya, para dokter seringkali kecewa dengan pasien yang seringkali berganti dokter dan mengganggu perawatan yang mestinya mereka terima dengan yang stabil dan berkelanjutan.

Kedua peneliti UC tersebut juga mendapati para dokter telah menghabiskan terlalu banyak waktu pada catatan kesehatan elektronik (EHR), yang menghabiskan waktu yang mestinya digunakan dokter bersama pasien mereka.

"Pergilah ke rumah sakit manapun dan carilah perawat dan dokter. Anda akan mendapati mereka duduk di depan komputer. Mereka tidak bahagia, dan pasien mereka juga tidak lebih sehat," kata Alexader.

Ketika para dokter menghabiskan lebih banyak waktu dengan EHR dibandingkan yang mereka lakukan bersama pasien, mereka seringkali sibuk dengan komputer untuk menyelesaikan catatan EHR dan membuat catatan tiruan yang tak bisa dibaca dan tak berarti --yang akhirnya mengubah mereka menjadi "robot yang kelebihan bekerja", kata Alexander.

Ia menyatakan para dokter mesti menentang EHR yang menghabiskan waktu berharga dokter-pasien, dan catatan yang dicatat komputer mesti dipertimbangkan bagi catatan yang berarti dalam perawatan pasien.

"Para dokter memiliki pekerjaan yang luar biasa, tapi mereka menghadapi terlalu banyak beban asing yang secara bersama merampas kebahagiaan mereka pada obat," kata Alexander.
 

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018