Abuja (ANTARA News) - Lebih dari satu dari setiap 200 anak yang berusia di bawah lima tahun di penampungan di Nigeria timur laut meninggal dalam hanya dua pekan pada Agustus, kata hitungan Reuters pada Jumat.

Hitungan tersebut berdasarkan atas data badan bantuan Dokter Tanpa Perbatasan (MSF).

Daerah timur laut itu dilanda hampir satu dasawarsa perang dengan gerilyawan Boko Haram dan, baru-baru ini, IS di Afrika Barat (ISWA).

Berdasarkan atas program pemerintah, ratus-ribuan orang tinggal di wilayah tersebut dipindahkan demi keselamatan untuk memperkuat kota garnisun, yang dikelilingi pertanian, yang direbut kembali dari pemberontak.

Di penampungan di salah satu kota tersebut, Bama, MSF menemukan 33 dari sekitar 6.000 anak-anak di bawah usia lima tahun meninggal dalam dua pekan sejak 2 Agustus, kata badan itu.

"Banyak anak-anak dalam keadaan gawat ketika datang dan bantuan buruk serta kekurangan perawatan kesehatan memperburuk keadaan mereka," kata pernyataan Katja Lorenz, perwakilan MSF di Abuja.

Meskipun pemerintah dan badan bantuan antarbangsa hadir, keadaan kesehatan dan gizi memburuk hingga titik bahaya saat ini," katanya.

Penghuni penampungan itu termasuk lebih dari 10.000 orang dari hutan sejak April, banyak akibat gerakan tentara. Mereka membuat penampungan itu kelebihan penghuni pada akhir Juli, kata MSF.

Bama dan kota serupa lain juga sering diserang.

Juru bicara Badan Tanggap Darurat Negara Nigeria, yang bertanggung jawab atas bantuan pemerintah di timur laut, menolak memberikan tanggapan.

Pemerintah sejak akhir 2015 menyatakan kekalahan Boko Haram tapi pada bulan lalu, tentara menunjuk komandan keempatnya dalam sedikit lebih dari setahun untuk mengatasi pemberontakan tersebut.

Sedikit-dikitnya, 100 tentara tewas dalam serangan ISWA pada bulan lalu atas pangkalan di Jilli di negara bagian timur laut, Yobe, kata tiga orang, yang akrab dengan masalah itu. Dua dari mereka mengatakan beberapa tentara dimakamkan di kuburan massal.

Juru bicara tentara Nigeria tidak memastikan atau membantah korban tewas tersebut.

Editor: Boyke S. 

Pewarta: antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018