Washington (ANTARA News) - Gedung Putih, Rabu, mengecam langkah Turki menggandakan tarif terhadap impor mobil, alkohol dan tembakau dari Amerika Serikat.

AS menyebut keputusan Turki itu sebagai "langkah ke arah salah".

Turki mengambil tindakan tersebut sebagai balasan atas langkah AS, yang disebutnya serangan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomiannya.

Amerika Serikat pada pekan lalu menggandakan tarif atas produk baja dan aluminium Turki. Langkah itu ikut membuat nilai tukar mata uang Turki, lira, terpuruk.

"Tarif dari Turki tentunya disayangkan dan adalah langkah ke arah yang salah. Tarif yang dikenakan Amerika Serikat terhadap Turki didasarkan pada kepentingan keamanan nasional sementara tarif mereka didasarkan pada pembalasan," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders kepada para wartawan.

Ketegangan antara kedua negara sesama sekutu di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu memburuk pada saat Turki bersikeras untuk tetap menahan pendeta Amerika, Andrew Brunson. Turki menuduh Brunson mendukung percobaan kudeta terhadap Erdogan dua tahun lalu.

Selain memutuskan untuk meningkatkan tarif impor baja dan aluminium Turki, pemerintahan Trump sebelumnya juga menjatuhkan sanksi terhadap dua pejabat tinggi pada kabinet Presiden Turki Tayyip Erdogan.

AS mengeluarkan sanksi tersebut untuk menekan Turki agar membebaskan Brunson.

Sanders mengatakan pembebasan Brunson tidak akan membuat AS menurunkan tarif, namun bisa mengurangi sanksi-sanksi.

"Tarif yang sekarang sedang diberlakukan atas baja tidak akan dicabut (hanya) karena pastor Brunson dibebaskan. Tarif itu (dikenakan) karena khusus menyangkut keamanan nasional," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters.

"Tapi, sanksi terhadap Turki berkaitan khusus dengan pastor Brunson dan orang lain, yang kami anggap ditahan secara tidak adil dan kami akan mempertimbangkannya atas dasar itu," tambah Sanders.

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Boyke Soakpdjo

Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018