Kami selalu berharap simbolik akan diterjemahkan ke dalam tindakan nyata dan konkret untuk kehidupan kami."
Havana (ANTARA News) - Suatu masa akan berakhir di Kuba pada Kamis ketika Presiden Raul Castro pensiun, kemungkinan menyerahkan kendali kepada tangan kanannya, Miguel Diaz-Canel, yang lahir setahun setelah kakak-beradik Fidel dan Raul memimpin Revolusi Kiri pada 1959.

Namun, setelah hampir 60 tahun pemerintahan Castro, perubahan tersebut diperkirakan tidak memperlihatkan reformasi besar-besaran terhadap perekonomian, yang dikelola negara, dan sistem politik satu partai, salah satu yang terakhir di dunia.

Baca juga: Raul Castro lepas jabatan presiden Kuba April 2018

Wakil Presiden Pertama Diaz-Canel (57) dipandang sebagai pendukung Partai Komunis, yang ditunjuk konstitusi sebagai kekuatan politik pemandu Kuba, yang berhasil naik ke peringkat partai selama lebih dari tiga dasawarsa.

Raul Castro (86) akan mempertahankan kekuasaan cukup besar saat tetap menjadi ketua Partai Komunis hingga kongres pada 2021.

Bagi banyak warga Kuba, yang berjuang dengan kesulitan ekonomi, peralihan kepemimpinan dilihat bersifat simbolik belaka.

"Kami selalu berharap simbolik akan diterjemahkan ke dalam tindakan nyata dan konkret untuk kehidupan kami," kata Jose Jasan Nieves (30), editor dari outlet berita alternatif media yang dikelola negara.

Ia menimpali, "Tapi, bukan itu masalahnya."

Anggota parlemen akan berkumpul pada pukul 09.00 waktu setempat di pusat konvensi di pinggiran Havana untuk mengumumkan hasil pemungutan suara mereka pada pencalonan Diaz-Canel, yang diajukan komisi yang didukung partai pada Rabu. Dia akan segera dilantik.

Hasil pemungutan suara untuk kandidat yang tidak dicalonkan untuk wakil presiden dan anggota dewan negara Kuba, badan eksekutif puncaknya, juga akan diumumkan.

Kuba berharap pemerintah berikutnya dapat menghidupkan kembali salah satu gaya ekonomi terpusat Soviet yang terakhir di dunia, yang gagal berkembang di bawah reformasi pasar yang terbatas Castro.

Baca juga: Raul berikrar lestarikan warisan Fidel Castro

Kesengsaraan ekonomi domestik tersebut telah diperparah selama setahun terakhir penurunan bantuan dari sekutu Venezuela dan sebagian kemunduran dari pelonggaran permusuhan Amerika Serikat-Kuba, meredam ledakan pariwisata.

Para pengamat mengatakan hal tersebut akan menjadi rumit bagi Diaz-Canel untuk membuat partai dan pemerintah memperdalam proses reformasi, mengingat pendahulunya berjuang untuk melakukan hal itu meskipun ia memiliki pengaruh sebagai salah satu pemimpin revolusioner.

Hubungan Kuba dengan AS, yang telah terjungkir sejak Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, adalah tantangan besar lainnya yang akan diwariskan pada Diaz-Canel.

Washington telah mengurangi staf di kedutaan Havana ke tingkat terendah sejak 1970-an atas serentetan penyakit yang tidak dapat dijelaskan di antara para diplomatnya - sebuah langkah politik untuk membenarkan pengungkapan pelonggaran permusuhan, kata para kritikus.

Pelonggaran permusuhan antara AS-Kuba, di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama pada 2014, adalah salah satu hal penting dari kepresidenan Castro dan bagian dari keterbukaan pulau itu untuk melestarikan sosialisme Kuba yang berlanjut setelah "generasi historisnya".

Castro memungkinkan warga Kuba untuk bepergian lebih bebas dan memiliki ponsel serta properti, sementara memperluas akses internet, meskipun terus membatasi perbedaan pendapat publik.

Di bidang ekonomi, ia mendorong penciptaan bisnis swasta kecil dari penata rambut hingga restoran sambil mendorong lebih banyak investasi asing.

Namun, dia tidak berhasil melaksanakan sebagian besar reformasi yang direncanakan, termasuk yang utama seperti penyatuan sistem mata uang ganda Kuba - yang akan diteruskan pada Diaz-Canel.

Selama lebih dari dua dekade, dua mata uang secara legal beredar di Kuba dengan berbagai nilai tukar, mengacaukan perekonomian. Peso digunakan untuk membayar sebagian besar upah dan barang-barang lokal, sementara CUC digunakan dalam industri pariwisata, perdagangan luar negeri dan restoran-restoran kelas atas serta toko-toko yang mengangkut barang-barang impor.

"Orang menunggu jalan keluar atas dua mata uang," kata Jose Luis Gomez, pelayan di restoran Havana.

Ia pun menambahkan, "Tidak ada ekonomi menguntungkan di dunia dengan dua mata uang."

Baca juga: Mengenang Fidel Castro
 

Pewarta: -
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018