London (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Inggris akan tumbuh jauh lebih lambat dari proyeksi dalam lima tahun ke depan karena menghadapi ketidakpastian akibat Brexit dan produktivitas yang rendah menurut keterangan Menteri Keuangan Philip Hammond, Rabu (22/11).

Produk domestik bruto diprediksi tumbuh 1,5 persen pada tahun; 1,4 persen pada 2018; masing-masing 1,3 persen pada 2019 dan 2020; dan 1,5 persen pada 2021 menurut Hammond saat menyampaikan proyeksi pertumbuhan dalam anggaran tahunan.

Proyeksi dari badan anggaran Office for Budget Responsibility (OBR) selaku pengawas fiskal tersebut kontras dengan perkiraan pertumbuhan sebelumnya, yang per tahun berturut-turut 2,0 persen; 1,6 persen; 1,7 persen; 1,9 persen dan 2,0 persen dalam lima tahun ke depan.

Meski proyeksi tersebut tampak suram, Hammond mencatat bahwa perekonomian Inggris masih terus tumbuh sementara negara menikmati tingkat pengangguran terendah sejak 1975.

"Saya melaporkan hari ini perekonomian tumbuh, terus menciptakan lebih banyak pekerjaan dibandingkan sebelumnya dan terus membuat bingung mereka yang berusaha membuat pernyataan miring," kata Hammond kepada parlemen.

"Perekonomian kita sedang dalam jalur menuju hubungan baru dengan negara-negara tetangga di Eropa di luar Uni Eropa," ia menambahkan.

Mengenai pinjaman, Hammond menurunkan proyeksi resmi defisit.

Utang pemerintah diproyeksikan mencapai 49 miliar poundsterling dalam tahun fiskal saat ini yang berjalan sampai April. Itu 8,4 miliar poundsterling lebih rendah dari sebelumnya.

"Kami di jalur untuk mencapai aturan fiskal," kata Hammond.

Ia menambahkan: "Setelah memperhitungkan semua keputusan sejak anggaran  spring budget, revisi PDB OBR dan kebijakan yang saya umumkan hari ini, pinjaman akan turun dalam setiap proyeksi tahunan." (ab/)


Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017