Roma (ANTARA) - Meningkatnya stabilitas ekspor biji-bijian dari Rusia dan Ukraina membuat harga global untuk biji-bijian dan serealia menurun pada November, ungkap Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) yang berbasis di Roma pada Jumat (2/12).

Indeks Harga Makanan FAO yang lebih luas cenderung datar dibandingkan dengan bulan sebelumnya, meski tetap mendekati rekor tertinggi.

FAO mengatakan bahwa bergabungnya kembali Rusia dalam Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam menjadi kekuatan pendorong pada November, yang memicu penurunan harga gandum global sebesar 2,8 persen.

Subindeks FAO untuk biji-bijian dan serealia, termasuk gandum, juga turun meski hanya 1,3 persen. Subindeks tersebut merupakan komponen terbesar dalam Indeks Harga Pangan utama.
 
   Kinerja pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam, yang biasanya menjadi pusat perdagangan utama gandum dan biji-bijian lainnya, menjadi tidak dapat diandalkan sejak pecahnya konflik antara Rusia dan Ukraina pada Februari lalu, yang memicu kenaikan harga hingga ke rekor tertinggi pada awal tahun ini.   Harga produk susu turun 1,2 persen pada November, tetapi masih 9,2 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kendala pada rute pasokan menjadi alasan di balik kenaikan selama setengah tahun terakhir.


Setelah lepas diri dari inisiatif tersebut untuk sementara, Rusia bergabung kembali pada November dan termin perjanjian tersebut diperpanjang hingga 2023.

FAO mengatakan stabilitas ekspor gandum yang terkait dengan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam sudah cukup untuk menyeimbangkan permintaan yang lebih tinggi dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Indeks Harga Pangan secara keseluruhan tidak berubah dari Oktober, kendati tetap 0,3 persen lebih tinggi dari satu tahun sebelumnya, yang merupakan rekor sepanjang masa.

Indeks tersebut mencapai rekor tertinggi baru pada Februari dan Maret dan perlahan-lahan turun atau tetap stabil sejak saat itu, seiring pasar yang terus beradaptasi dengan kesulitan yang timbul akibat konflik Ukraina.

FAO menyebut harga global untuk minyak nabati naik 2,3 persen, yang didorong naik oleh permintaan yang luar biasa tinggi untuk minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, sementara harga gula naik 5,2 persen setelah turun selama enam bulan berturut-turut. Berkurangnya kuota ekspor di India dan minimnya ketersediaan dari Brasil menjadi faktor utama di balik pembalikan kuota gula.
 
   Harga produk susu turun 1,2 persen pada November, tetapi masih 9,2 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kendala pada rute pasokan menjadi alasan di balik kenaikan selama setengah tahun terakhir


Harga daging turun 0,9 persen, sebut FAO. Namun, subindeks tersebut masih 4,1 persen di atas level tahun lalu.

Indeks Harga Pangan FAO didasarkan pada harga di seluruh dunia untuk 23 kategori komoditas pangan yang mencakup harga untuk 73 produk berbeda yang dibandingkan dengan tahun dasar.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022