Roma (ANTARA) - Performa kuat koalisi sayap kanan dalam pemilihan umum (pemilu) pada Minggu (25/9) di Italia dapat berdampak pada keseimbangan kekuatan di dalam Uni Eropa (UE), tetapi kecil kemungkinannya untuk perubahan kebijakan luar negeri yang dramatis, kata sejumlah analis politik terkemuka pada Senin (26/9).

Di tengah apa yang dilaporkan sebagai jumlah pemilih terendah dalam sejarah negara republik itu, sejumlah survei perkiraan hasil awal atau exit poll dan hasil awal menunjukkan mayoritas pemilih memberikan suaranya kepada koalisi tiga partai sayap kanan utama negara itu yang dipimpin oleh partai nasionalis Persaudaraan Italia, yang meraih sekitar seperempat dari seluruh suara yang diperebutkan belasan lebih partai. Itu merupakan peningkatan signifikan dari perolehan 4,4 persen yang dicapai oleh partai itu dalam pemilu 2018.

Hasil itu membuat pemimpin Partai Persaudaraan Italia Giorgia Meloni difavoritkan menjadi perdana menteri baru Italia.
 
   Para staf menghitung surat suara yang dipilih warga negara Italia di luar negeri  di Bologna, Italia 25 September 2022 (Xinhua/Gianni Schicchi)


Menurut Gregory Alegi, seorang profesor ilmu sejarah dan politik di Universitas LUISS di Roma, langkah pertama setelah pemungutan suara tersebut disahkan adalah Presiden Italia Sergio Mattarella akan berkonsultasi dengan para pemimpin partai-partai utama dan mengundang salah satu dari mereka, kemungkinan besar Meloni, untuk membentuk pemerintahan baru.   

Profesor itu mengatakan pemerintahan yang dipimpin Meloni dapat mengubah keseimbangan kekuatan di dalam Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara untuk Hongaria dan Polandia, mungkin juga Swedia, dengan mayoritas sayap kanannya yang baru terpilih. Namun, kecil kemungkinannya ada perubahan kebijakan, ujarnya.


​​Selanjutnya, pemimpin baru akan menyerahkan daftar usulan menteri dan undersecretary kepada Mattarella untuk mendapatkan persetujuannya. Setelah itu terjadi, perdana menteri baru akan dilantik dan akan menghadapi mosi kepercayaan di kedua majelis Parlemen.

"Kami kemungkinan besar membutuhkan beberapa pekan sebelum semua langkah itu dapat dilakukan," ujar Alegi kepada Xinhua.

Alegi mengatakan mayoritas parlemen yang akan dimiliki partai pimpinan Meloni kemungkinan akan cukup besar untuk meredakan berbagai tantangan signifikan terhadap kepemimpinannya dari apa yang disebut oleh Alegi sebagai kemungkinan "para mitra junior" koalisinya, yakni Partai Lega pimpinan Matteo Salvini dan Forza Italia pimpinan mantan perdana menteri Silvio Berlusconi. Namun, Alegi mengatakan partai-partai itu dapat mengancam untuk menahan dukungan terhadap Meloni terkait pemilihan menteri tertentu.

Oreste Massari, seorang ilmuwan politik di Universitas La Sapienza Roma, mengatakan bahwa meskipun Meloni mendapat kritikan di ibu kota-ibu kota Eropa lainnya, kebijakan luar negeri Italia, setidaknya dalam kaitannya dengan sekutu-sekutu Eropa mereka, kemungkinan tidak banyak berubah dalam jangka pendek.
 
   Giorgia Meloni (depan, kedua dari kiri), pemimpin parta Brothers of Italy, pergi setelah memberikan suara di tempat pemungutan suara di Roma, Italia, 25 September 2022 (Xinhua/Jin Mamengni)
Community Verified icon​​​​​


Profesor itu mengatakan pemerintahan yang dipimpin Meloni dapat mengubah keseimbangan kekuatan di dalam Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara untuk Hongaria dan Polandia, mungkin juga Swedia, dengan mayoritas sayap kanannya yang baru terpilih. Namun, kecil kemungkinannya ada perubahan kebijakan, ujarnya

Massari mengatakan pemerintahan baru tersebut akan "sangat berhati-hati" pada hari-hari awal untuk meyakinkan sekutu dan pasar keuangan.

Mengenai kebijakan energi, yang bisa menjadi tantangan utama bagi pemerintahan baru di tengah kenaikan harga-harga menyusul konflik antara Rusia dan Ukraina, Massari mengatakan Meloni kemungkinan akan harus melanjutkan strategi yang ditempuh Mario Draghi, perdana menteri sementara Italia saat ini.

"Satu-satunya hal yang dapat dilakukan Italia adalah melanjutkan apa yang telah dilakukannya. Negara ini harus mencari sumber gas alam alternatif dan mengambil langkah-langkah untuk mendiversifikasi bauran energinya," ungkap Massari. "Itu masalah besar menuju musim dingin, tetapi pilihannya terbatas." Selesai
 
Warga antre di tempat pemungutan suara di Bologna, Italia, 25 September 2022 (Xinhua/Gianni Schicchi)

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022