Phnom Penh (ANTARA) - Amerika Serikat mengakhiri program bantuan untuk Kamboja yang bertujuan melindungi salah satu suaka margasatwa terbesar di negara itu, dengan alasan memburuknya deforestasi dan pembungkaman aktivis yang berbicara tentang perusakan sumber daya alam.

Kedutaan Besar AS di Phnom Penh pada Kamis mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS untuk memerangi deforestasi. Meskipun ada beberapa kemajuan, tingkat pembalakan liar yang tinggi terus berlanjut di Suaka Margasatwa Prey Lang di Kamboja.

Sejak 2016, Prey Lang telah "kehilangan sekitar 38.000 hektar hutan, hampir sembilan persen dari cakupan hutannya," kata pernyataan Kedubes AS itu, yang juga menuduh pihak berwenang Kamboja tidak secara memadai menuntut kejahatan satwa liar atau menghentikan kegiatan terlarang.

"Selain itu, pemerintah terus membungkam dan menargetkan komunitas lokal dan mitra masyarakat sipil mereka yang prihatin atas hilangnya sumber daya alam mereka," kata pernyataan itu.

Pada Februari, pihak berwenang menahan dan kemudian membebaskan aktivis lingkungan yang memprotes di dalam area cagar alam.

"Sebagai akibat dari kekhawatiran yang belum terselesaikan ini, Amerika Serikat mengakhiri bantuan kepada entitas pemerintah Kamboja di bawah proyek USAID Greening Prey Lang," kata kedutaan besar AS, yang juga menyebutkan bahwa bantuan akan dialihkan untuk mendukung masyarakat sipil, sektor swasta, dan upaya pelestarian lokal.

Kedutaan besar AS mengatakan akan terus terlibat dengan pemerintah Kamboja untuk penanganan perubahan iklim dan masalah lingkungan yang menjadi perhatian bersama dan global, termasuk melalui Kemitraan Mekong-AS.

Pemerintah Kamboja membantah bahwa kegiatan pembalakan liar skala besar terus berlanjut di cagar alam dan mengatakan berakhirnya program bantuan AS menunjukkan negara itu sekarang mampu melindungi lingkungannya sendiri.

"Kementerian lingkungan ingin menekankan bahwa kejahatan eksploitasi sumber daya alam skala besar di Suaka Margasatwa Prey Lang dan kawasan lindung lainnya tidak lagi terjadi, tetapi kejahatan skala kecil terus terjadi," kata juru bicara kementerian lingkungan Kamboja Neth Pheaktra kepada Reuters.

Sumber: Reuters
Baca juga: Kamboja Penjarakan Lagi Seorang Aktivis HAM
Baca juga: Stok ikan Kamboja yang menipis soroti perubahan sungai

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021