New Delhi (ANTARA) - Seorang petugas kebersihan, Manish Kumar, jadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin COVID-19 di India, Sabtu.

Perdana Menteri India Narendra Modi meluncurkan program vaksinasi massal hari ini (16/1) demi mengendalikan penyebaran COVID-19.

Untuk tahap pertama vaksinasi, pemerintah memprioritaskan para perawat, dokter, dan pekerja garda depan, kata Modi saat mengumumkan rencana vaksinasi itu di hadapan para tenaga kesehatan dengan mata berkaca-kaca.

"Penyakit ini telah memisahkan orang-orang dari keluarga mereka, memisahkan ibu dari anak-anaknya, dan mereka yang meninggal karena penyakit ini tidak dapat mengucapkan kata perpisahan untuk keluarganya," kata Modi.

Usai memberi sambutan, warga pun menyanyikan himne dalam Bahasa Sansekerta. Dalam kesempatan itu, Modi, 70, belum mengumumkan kapan ia akan disuntik vaksin COVID-19.

Modi pernah mengatakan politisi bukan petugas garda depan yang bertarung melawan COVID-19.

Petugas kebersihan itu, Kumar, menerima suntikan vaksin pertamanya di All-India Institute of Medical Sciences (AIIMS), New Delhi. AIIMS merupakan satu dari 3.006 pusat vaksinasi yang tersebar di seluruh penjuru India.

India berencana menggelar vaksinasi terbesar di dunia dan 300.600 orang akan menerima vaksin pada gelombang pertama vaksinasi.

India, negara berpenduduk hampir 1,4 miliar jiwa -- kedua terbesar di dunia setelah China, mengatakan pihaknya tidak akan menyuntik semua orang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Sejauh ini, India menempati urutan kedua untuk jumlah kasus positif terbanyak dunia setelah Amerika Serikat. Pemerintah India berencana menyalurkan vaksin COVID-19 untuk kurang lebih 300 juta warganya.

Tiap orang akan menerima dua dosis vaksin COVID-19 pada enam sampai delapan bulan pertama 2021.

Vaksin COVID-19 nantinya akan diberikan acak sehingga masyarakat tidak dapat memilih vaksin yang akan mereka terima. Pemerintah sejauh ini memiliki vaksin COVID-19 buatan Oxford University dan AstraZeneca serta satu jenis vaksin buatan dalam negeri yang dikembangkan oleh Bharat Biotech.

Tingkat kemanjuran vaksin buatan Bharat Biotech belum diketahui atau diumumkan ke publik sampai hari ini. Dua vaksin itu diproduksi di India.

Sekitar 10,5 juta orang di India terkonfirmasi positif COVID-19 dan 151.000 di antaranya meninggal dunia. Tingkat penularan virus di India telah turun apabila dibandingkan dengan angka pada pertengahan September 2020.

Kurang lebih 30 juta tenaga kesehatan dan pekerja garda depan akan jadi penerima vaksin untuk gelombang pertama. Para pekerja garda depan itu mencakup petugas kebersihan dan keamanan. Vaksin COVID-19 kemudian akan diberikan ke 270 juta warga yang berusia tidak lebih dari 50 tahun dan yang tidak memiliki masalah kesehatan.

Pemerintah India telah membeli 11 juta dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca/Oxford University, yang diberi nama COVISHIELD. Vaksin itu diproduksi oleh Serum Institute of India.

Sementara itu, pemerintah juga telah mengamankan 5,5 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Bharat Biotech yang disebut COVAXIN.

Evaluasi sementara terhadap hasil uji klinis tahap III COVISHIEDL menunjukkan vaksin itu 72 persen efektif melawan COVID-19. Bharat Biotech mengumumkan hasil uji klinis tahap akhir untuk COVAXIN akan keluar pada Maret 2021.

Sumber: Reuters

Baca juga: India bersiap jalankan proses "vaksinasi terbesar dunia"
Baca juga: India setujui vaksin COVID-19 AstraZeneca/Oxford dan buatan lokal

 

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021