Minsk (ANTARA) - Alexander Lukashenko (65), kandidat presiden petahana, memenangi pemilu Belarus dengan perolehan angka tajam, demikian bunyi keterangan Komisi Pemilu Pusat pada Senin, dengan merujuk pada hasil awal.

Lukashenko meraih 80 persen dari total suara, sementara sang lawan utamanya, yakni Svetlana Tikhanouskaya yang merupakan mantan guru Bahasa Inggris, hanya mendapat 9,9 persen suara.

Tikhanouskaya maju ke pemilu presiden Belarus setelah suaminya, seorang penulis blog yang anti pemerintah dan telah berniat mencalonkan diri dalam pemilu tersebut, dipenjara.

Proses pemilu presiden di Belarus diwarnai dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi. Sedikitnya satu orang meninggal dunia dan puluhan terluka akibat ditabrak mobil tahanan polisi dalam kejadian itu, menurut kelompok pembela HAM, Spring 96.

"Sedikitnya pula ada 120 orang yang ditahan, namun ini masih data awal," kata Valentin Stefanovic, perwakilan kelompok HAM tersebut.

Ribuan orang turun ke jalan untuk menggelar protes pada Minggu (9/8) setelah Lukashenko diproyeksikan kembali memenangi pilpres, sekalipun keterangan resmi komisi pemilu belum keluar.

Kemenangan Lukashenko kali ini menjadi yang keenam berturut-turut bagi presiden itu, yang telah memegang kekuasaan sejak 1994.

Rivalnya menyebut pemilu kali ini dicurangi demi memenangkan Lukashenko.

Sumber: Reuters

Baca juga: Disebut kasihan, tiga perempuan tantang petahana Belarus dalam pilpres

Baca juga: Belarus duga tentara bayaran Rusia rencanakan aksi teror jelang pemilu

Baca juga: Pejabat WHO: Belarus masuk tahap baru 'mengkhawatirkan' wabah corona



 

Kemenkeu tandatangani MOU dengan Republik Belarus

 

Penerjemah: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020