Kabul (ANTARA) - Afghanistan pada Senin menemukan kasus virus corona pertama di negara tersebut saat laporan kasus COVID-19 di luar China meningkat.

Menteri Kesehatan Ferozuddin Feroz mengatakan saat konferensi pers di Kabul bahwa satu dari tiga dugaan kasus COVID-19 terkonfirmasi di Provinsi Barat Herat.

Pihaknya mengumumkan status darurat di provinsi tersebut, yang berbatasan dengan Iran sekaligus tempat terdapat puluhan kasus terkonfirmasi dan delapan orang meninggal akibat COVID-19. Jumlah itu merupakan total kematian tertinggi di luar China, tempat wabah pertama kali muncul.

"Saya mengimbau masyarakat agar tetap di rumah dan membatasi pergerakan mereka," kata Ferozuddin, merujuk pada warga di kawasan perbatasan.

Tiga pasien terduga di Herat baru saja kembali dari Iran, kata Dr Sayed Attaullah Sayedzai, kepala departemen pengawasan penyakit di Kementerian Kesehatan pada Minggu.

Menyusul dugaan kasus serta kabar penyebaran virus di Iran, otoritas Afghanistan menunda seluruh mobilitas darat maupun udara dengan tujuan Iran selama akhir pekan.

Negara lainnya, termasuk Turki dan Pakistan juga memberlakukan pembatasan perjalanan tujuan Iran.

Lonjakan infeksi di luar China menimbulkan ketakutan pandemik global, sehingga memicu penurunan tajam dalam pasar ekuitas lantaran para investor lebih memilih produk yang lebih aman seperti emas.

Virus corona telah menginfeksi hampir 77.000 orang dan menyebabkan lebih dari 2.500 orang meninggal di China, terutama di Wuhan. Di luar daratan China wabah tersebut menjangkit ke sekitar 28 negara dan wilayah lainnya, dengan jumlah korban jiwa mencapai puluhan, menurut perhitungan Reuters.

Sumber: Reuters

Baca juga: KBRI terus pantau WNI di negara terkena COVID-19

Baca juga: KBRI: 51 orang di Singapura sembuh dari Covid-19

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020