Keputusan penundaan kunjungan itu akan menjadi pukulan baru hubungan antara kedua sekutu dekat itu
London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menunda lawatannya ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Donald Trump agar bisa memusatkan perhatiannya pada penanganan agenda di dalam negeri, menurut laporan surat kabar Sun, Kamis (13/2) malam.

Keputusan penundaan kunjungan itu akan menjadi pukulan baru hubungan antara kedua sekutu dekat itu, yang bersiap-siap merundingkan kesepakatan perdagangan.

Inggris mengharapkan kesepakatan itu menjadi pencapaian terbesar dari pemisahannya dengan Uni Eropa.

Kedua negara terpecah dalam beberapa masalah, termasuk keputusan Inggris mengizinkan perusahaan telekomunikasi China Huawei [HWT.UL] menjalankan peranan terbatas dalam jaringan telepon selulernya.

Inggris dan AS juga berbeda pendapat menyangkut pengajuan pajak layanan digital serta perjanjian nuklir Iran.

Johnson sebelumnya direncanakan berkunjung ke Washington pada awal tahun ini. Sekarang, rencana tersebut sudah ditunda hingga Juni saat pertemuan puncak G7 dijadwalkan berlangsung, bunyi laporan surat kabar tersebut.

Downing Street belum memberikan komentar.

Tanggal kunjungan Johnson ke Washington belum pernah dipastikan, menurut seorang pejabat Inggris.

Salah satu ketegangan terbesar antara kedua negara muncul ke permukaan bulan lalu setelah Inggris memberi Huawei peran terbatas dalam jaringan seluler 5G Inggris.

Keputusan itu membuat membuat Amerika Serikat frustrasi dalam melancarkan upaya global untuk mengucilkan perusahaan komunikasi generasi baru itu di negara-negara Barat.

Kedua negara sekutu juga semakin berselisih atas pajak layanan digital yang direncanakan Inggris, juga ancaman pemerintah AS untuk memperluas tarif komoditi serta soal nasib kesepakatan nuklir Iran.

Dalam semua permasalahan itu, Inggris lebih punya ikatan dengan negara-negara Eropa.

Media Inggris pada akhir Desember melaporkan bahwa Trump sudah mengundang Johnson untuk mengunjunginya Gedung Putih tahun ini.

Trump mengatakan Inggris dan Amerika Serikat sekarang bebas untuk melakukan kesepakatan perdagangan baru "besar-besaran" pasca-Brexit.

Kemungkinan perjalanan dagang ke Australia dan Selandia Baru oleh Johnson juga telah dibatalkan, menurut laporan Sun pada Kamis.

Baca juga: Jelang Brexit, PM Johnson incar penguatan relasi dagang dengan Afrika

Baca juga: AS 'sangat senang' jika Inggris sepakat ganti perjanjian nuklir Iran

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020