Ankara (ANTARA) - Keputusan Khalifa Haftar untuk tidak menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan pemerintah Libya yang diakui secara internasional menunjukkan pihak mana yang menginginkan perang dan yang menginginkan perdamaian di negara tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Selasa.

Komandan Tentara Nasional Libya (LNA), Haftar, meninggalkan Moskow tanpa menyetujui kesepakatan gencatan senjata, yang dirancang dalam pembicaraan di Rusia pada Senin, menurut Kantor Berita TASS, mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia, Selasa.

Berbicara kepada wartawan di Ankara, Cavusoglu menyebutkan Turki telah melakukan apa yang dapat dilakukan untuk memastikan gencatan senjata.

Pihaknya juga mengatakan bahwa jika Haftar terus bersikap seperti ini, pertemuan yang membahas tentang Libya, yang bakal diadakan di Berlin pada Minggu tidak berarti apa pun.

Sumber: Reuters
Baca juga: Haftar Libya tinggalkan Moskow tanpa sepakati gencatan senjata
Baca juga: Pasukan Haftar Libya umumkan gencatan senjata bersyarat

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020