Lebak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, meminta masyarakat mewaspadai calo tenaga kerja migran atau sponsor yang menawarkan pekerjaan ke luar negeri agar tidak menjadi korban kekerasan.

"Kami belum lama ini menerima dan menyerahkan jenazah Dayat (40), warga Lebak, kepada keluarganya. Dia bekerja ke Malaysia secara ilegal dengan visa turis," kata Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Yuningsih di Lebak, Jumat.

Dia meminta masyarakat mewaspadai jika bekerja ke luar negeri dengan iming-iming gaji besar, namun perusahaan mereka ilegal tanpa memiliki perusahaan yang jelas.

Baca juga: P2TP2A Lebak pulangkan empat pekerja migran korban kekerasan

Warga Lebak yang menjadi korban TKI ilegal itu, kata dia, bekerja di perkebunan kelapa sawit hingga meninggal dunia di Malaysia karena sakit.

Pemerintah daerah bersama Balai Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Provinsi Banten bisa memulangkan jenazah pekerja migran itu.

Namun, pihaknya tidak bisa memperjuangkan asuransi maupun gaji almarhum Dayat, karena ia bekerja secara ilegal itu.

"Kami tetap melindungi warganya dengan memulangkan ke Tanah Air, setelah menerima laporan warga Lebak meninggal di Malaysia, kendati mereka bekerja ilegal tanpa memiliki dokumentasi," katanya menjelaskan.

Baca juga: Pemerintah akan bentuk pekerja migran cinta Tanah Air

Menurut dia, saat ini, 66 warga Kabupaten Lebak bekerja migran di sejumlah negara Asean seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam berdasarkan rekomendasi dari perusahaan bersangkutan.

Mereka mengadu nasib di negara tetangga itu dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga dan pabrik di kawasan industri dengan pendidikan mulai SD sampai SMA.

Ditemui secara terpisah, Mumun (25), salah seorang warga Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, mengaku dirinya akan berangkat bekerja ke Singapura sebagai asisten rumah tangga.

Saat ini, kata dia, persiapan persyaratan administrasi juga persyaratan lainnya sudah lengkap.

"Kami bekerja ke luar negeri itu ingin mengubah kehidupan yang lebih baik,terlebih punya tanggungan seorang anak," ujarnya.

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019