Kota Gaza (ANTARA) - Israel menewaskan seorang komandan senior kelompok gerilyawan Palestina dukungan Iran, Jihad Islam, dalam serangan yang terarah di Jalur Gaza, Selasa, dan menuduh dia melaksanakan serangkaian serangan lintas-perbatasan serta merencanakan serangan lain.

Terbunuhnya Baha Abu Al-Atta di rumahnya kelihatannya akan menimbulkan tantangan baru buat HAMAS, faksi yang menguasai Jalur Gaza dan telah berusaha keras untuk menjaga gencatan senjata dengan Israel sejak perang 2014.

Satu orang lagi, seorang perempuan, juga tewas dalam ledakan yang merobek bangunan di Distrik Shejaia di Kota Gaza sebelum fajar, kata beberapa sumber medis, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa. Dua orang lagi cedera.

Tak lama sesudahnya, gerilyawan Palestina melancarkan tembakan roket ke dalam Israel, kata beberapa saksi mata. Belum ada ketegangan mengenai korban atau kerusakan di pihak Israel.

Polisi Israel mengatakan mereka menutup beberapa jalan di ujung Jalur Gaza sebagai pencegahan.

Di dalam satu pernyataan, militer Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mensahkan operasi terhadap Al-Atta, dan menuduh dia sebagai pelaku serangan roket, "drone" dan penembak gelap belum lama ini terhadap Israel, dan berusaha menyusup ke dalam negara tersebut.
Baca juga: Militer Israel berondong peluru ke empat gerilyawan Palestina di Gaza

"Abu Al-Atta bertanggung-jawab atas sebagian besar kegiatan Jihad Islam Palestina di Jalur Gaza dan bom waktu," kata pernyataan itu, yang menuduh Al-Atta merencanakan "serangan dalam waktu dekat melalui bermacam cara".

Satu pernyataan Jihad Islam mengkonfirmasi kematian Al-Atta, yang dikatakannya telah berada di tengah "aksi pahlawan".

Jihad Islam memiliki komitmen ideologi yang sama dengan HAMAS bagi kehancuran Israel.

Sumber: Reuters
​​​​​​​Baca juga: Tentara Israel tewaskan tiga anggota kelompok bersenjata di Gaza
 Baca juga: Pasukan Israel tembak mati pemuda Palestina di Tepi Barat
 

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019