Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad akan memimpin delegasi Malaysia ke Pertemuan Puncak Kepala Negara dan Pemerintahan Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement – NAM/GNB) ke-18 di Baku, Azerbaijan, dari 25 hingga 26 Oktober 2019.

Pernyataan pers Kementrian Luar Negeri Malaysia, Kamis, menyebutkan Mahathir akan diiringi oleh isteri Tun Dr. Siti Hasmah Hj Mohd Ali, Menteri Luar Negeri Dato’ Saifuddin Abdullah dan pejabat-pejabat pemerintahan.

Ini merupakan lawatan pertama Mahathir ke Sidang GNB sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-7.

Baca juga: PM Malaysia katakan tidak bisa provokasi Beijing di Laut China Selatan

Kali terakhir Perdana Menteri pidato di Sidang NAM adalah saat Malaysia menjadi tuan rumah Sidang Puncak NAM ke- 13 di Kuala Lumpur pada tahun 2003.

Sidang NAM ke-18 akan berlangsung di Republik Azerbaijan selaku Ketua NAM periode 2019-2022.

Tema sidang kali ini adalah “Upholding the Bandung Principles to ensure concerted and adequate response to the challenges of the contemporary world” atau "Menjunjung tinggi Prinsip-prinsip Bandung untuk memastikan tanggapan yang terpadu dan memadai terhadap tantangan dunia kontemporer".

Azerbaijan akan mengambil alih ketua NAM dari Venezuela yang telah memegang kepengurusan tersebut dari tahun 2016 hingga 2019.

Sidang NAM diadakan setiap tiga tahun sekali. Ini merupakan forum bagi 120 negara anggota NAM untuk membincangkan isu-isu penting dalam bidang politik, keamanan, pembangunan, sosial dan lain-lain serta untuk bertukar pandangan dalam mencari jalan penyelesaian terbaik berkaitan isu-isu global dan bilateral pada masa sekarang.

Dalam Sidang NAM Ke-18, Tun Dr. Mahathir dijadwalkan pidato saat sesi Debat Umum pada 25-26 Oktober 2019.

Baca juga: Mahathir tentang Lam: 'Saya rasa hal yang terbaik adalah mundur'

Pidato yang bakal disampaikan oleh Perdana Menteri direncanakan akan menekankan kepentingan NAM untuk terus bekerja sama dalam menangani tantangan dunia globalisasi.

Pidato Perdana Menteri juga akan menggariskan kepentingan gerakan ini untuk mengekalkan prinsip non blok dan menghormati prinsip asas NAM seperti yang terkandung di dalam Prinsip Bandung.

Di samping itu Perdana Menteri dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral dengan mitra sejawat di sela-sela Sidang GNB ke-18 untuk membincangkan isu berkepentingan bersama.

Perjumpaan tersebut akan mengeratkan hubungan bilateral yang sudah terjalin dengan negara-negara terkait serta mengukuhkan persefahaman antara pemimpin dalam isu bilateral dan internasional.

Baca juga: Indonesia galang dukungan GNB untuk kemerdekaan Palestina

Malaysia telah menganggotai NAM sejak 1970. Penyertaan Malaysia ke Sidang NAM ke-18 adalah penting karena dia mencerminkan komitmen Malaysia kepada pergerakan ini.

Ini juga menunjukkan Malaysia dan negara-negara membangun yang lain untuk bersama-sama menyuarakan pendirian mengenai pelbagai isu-isu global dan bilateral.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019