Bangkok (ANTARA) - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mencopot gelar beserta pangkat militer yang dulu diberikan pada selirnya karena perempuan dianggap "tidak setia", kata pihak istana, Senin.

Pengumuman tersebut muncul hanya beberapa bulan setelah Sineenat Wongvajirapakdi, 34, mendapat gelar bangsawan dari raja pada Juli. Pengangkatan Sineenat sebagai selir kehormatan raja itu merupakan yang pertama kalinya dalam kurun 100 tahun.

Sineenat melanggar kode etik sebagai orang istana dan "tidak loyal kepada raja", menurut pernyataan dua halaman yang dikeluarkan istana. 
 
Raja Baru Thailand Maha Vajiralongkorn, Ratu Suthida (kanan) dan Putri Bajrakitiyabha (kiri) melambakan tangan di balkon Suddhaisavarya Prasad Hall di Grand Palace saat Raja muncul di hadapan publik untuk menerima ucapan selamat dari warga di Bangkok, Thailand, Senin (6/5/2019). (ANTARA/REUTERS/JORGE SILVA/tm)


Pengangkatan Sineenat menjadi selir dilakukan setelah Raja menikahi wakil kepala pengawal pribadinya, Suthida Tidjai, 41. Ia  menobatkan Suthida sebagai ratu, hanya beberapa hari sebelum penobatannya pada Mei, dengan gelar Ratu Suthida Vajiralongkorn na Ayudhaya.

Penyataan istana juga menggambarkan Sineenat sebagai orang yang "tidak bersyukur."

"Selir Sineenat tidak tahu berterima kasih dan tingkahnya tak sesuai dengan gelarnya. Ia juga tidak puas dengan gelar yang diberikan padanya, sehingga berusaha untuk menjadi ratu," bunyi pernyataan tersebut.
Jenderal Sineenat Wongvajirapakdi, selir raja, terlihat dalam foto tak bertanggal yang didapat Reuter pada 27/8/2019. ANTARA/Royal Household Bureau/Handout via REUTERS/tm

"Ia kurang memahami tradisi kerajaan yang baik. Ia menunjukkan ketidakpatuhan terhadap raja dan ratu."

Sumber: Reuters

Baca juga: Raja Thailand menikah menjelang upacara penobatan

Baca juga: Raja Thailand: Saya akan memerintah dengan kebenaran

Baca juga: Rakyat Thailand saksikan prosesi penobatan Raja Maha Vajiralongkorn

 

Blue Tree Phuket, pusat rekreasi ramah lingkungan di Thailand

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019