Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memveto resolusi gabungan Kongres, yang berupaya mengakhiri pernyataan kedaruratan nasional atas perbatasan di baagian selatan dengan Meksiko, kata Gedung Putih, Selasa (15/10).

Trump sebelumnya menyatakan keadaan darurat itu untuk mengelak dari Kongres serta mengamankan dana, yang sebelumnya dianggarkan bagi program-program lain, untuk membiayai pembuatan tembok perbatasan AS-Meksiko yang ia janjikan dalam kampanyenya menuju pemilihan presiden 2016.

Pada September, Dewan Perwakilan Rakyat --yang dikuasai kubu Demokrat-- mengesahkan resolusi bersama berdasarkan dukungan suara 236 berbanding 174. Saat itu, 11 anggota DPR asal Partai Republik dan satu anggota independen bergabung dengan Demokrat untuk mendukung resolusi tersebut.

Sementara itu, Senat --yang dikuasai Republik-- juga telah menyetujui langkah tersebut beberapa hari sebelumnya, dengan perolehan suara dukungan 54-41. Sebanyak 11 anggota Senat asal Republik bergabung dengan Demokrat, yang mendukung resolusi.

"Keadaan di perbatasan kita di selatan masih berupa kedaruratan nasional, dan angkatan bersenjata kita masih diperlukan untuk menangani keadaan itu," kata Trump dalam pesan soal keputusan menggunakan vetonya.

Trump pertama kali memanfaatkan hak vetonya sebagai presiden pada Maret untuk membatalkan langkah serupa yang telah mendapatkan persetujuan dari DPR dan Senat. Kongres tidak berhasil mengumpulkan suara dua pertiga mayoritas di kedua forum untuk mengesampingkan veto tersebut dan kali ini Kongres diperkirakan gagal lagi.

Kongres sebelumnya menolak memenuhi permintaan Trump untuk menganggarkan dana bagi pembuatan tembok perbatasan kendati memberikan sejumlah dana untuk memagari perbatasan.

Para anggota Kongres dari kedua partai merasa tidak suka terutama soal langkah Trump mengalihkan dana dalam jumlah besar dari anggaran militer untuk membiayai pembuatan tembok.

Anggaran militer yang dialihkan itu termasuk dana bagi perumahan, sekolah dan penitipan anak bagi para personel angkatan bersenjata bersama keluarga mereka.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pengacara Trump tolak surat panggilan paksa Fraksi Demokrat di DPR

Baca juga: Trump hentikan masuknya imigran yang tak bayar perawatan kesehatan





 

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019