Tangerang (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menjajaki potensi negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk menjadi tujuan ekspor baru bagi produk Indonesia.

Direktur Eksekutif LPEI Shintya Roesli mengatakan bahwa ekspor Indonesia ke kawasan tersebut hanya mencakup dua persen dari total ekspor Indonesia ke dunia.

Sedangkan bagi Amerika Latin dan Karibia, perdagangan dengan Indonesia baru mencapai 7,59 miliar dolar AS atau 0,35 persen dari total perdagangan global kawasan tersebut.

Baca juga: Indonesia perluas ekspor ke Amerika Latin-Karibia
“Jadi masih ada ruang yang luar untuk berperan dalam peningkatan perdagangan dan industri kedua pihak,” kata Shintya saat mengisi diskusi dalam Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2019 di Serpong, Banten, Selasa.

Sejumlah produk yang diusulkan LPEI untuk diekspor ke Amerika Latin dan Karibia adalah minyak sawit (CPO), tekstil, produk olahan kayu, kertas dan bubur kertas, serta produk pertambangan.

Sementara di bidang jasa, Indonesia menawarkan jasa konstruksi untuk membantu pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut.

“Kapasitas BUMN konstruksi Indonesia adalah salah satu bidang yang kami banggakan dan bisa bekerjasama dengan beberapa negara Amerika Latin, seperti yang sudah kami lakukan di Afrika dan Timur Tengah,” tutur Shintya.

Baca juga: Eximbank siap bantu eksportir sasar negara non tradisional

Sebagai special mission vehicles (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam hal pengembangan ekspor nasional, LPEI telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Banco De Comercia Exterior de Colombia S.A. (Bancoldex).

Bancoldex merupakan bank komersial asal salah satu negara Amerika Latin yaitu Kolombia, yang juga memiliki fokus terhadap perdagangan internasional negaranya.

Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan dan investasi di kedua negara.

Baca juga: Hubungan ekonomi Indonesia dan Amerika Latin perlu ditingkatkan
Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia merupakan kawasan yang dipisahkan oleh Samudera Pasifik. Ketiga kawasan ini telah memiliki kedekatan secara diplomatis dan telah tergabung dalam kerangka Gerakan Non-Blok, serta kelompok regional diantaranya Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC), Pacific Alliance, dan Komunitas Negara-negara Karibia (CARICOM).

Namun, sampai dengan saat ini hubungan yang melibatkan sektor ekonomi belum sepenuhnya termaterialisasi.

Padahal, Amerika Latin dan Karibia merupakan kawasan yang memiliki potensi besar, dengan populasi tercatat sebesar 647 juta jiwa, dan produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 4,22 trilliun dolar AS pada 2018.

Total perdagangan di kawasan ini mencapai 1,33 trilliun dolar AS pada 2018, sedangkan total nilai perdagangan dengan Indonesia hanya mencapai 0,57 persen atau senilai 7,6 miliar dolar AS.

Baca juga: Indonesia jajaki perdagangan multisektor dengan Amerika Latin, Karibia
Baca juga: INA-LAC 2019 targetkan capai kesepakatan bisnis 12 juta dolar AS
Baca juga: Pemerintah suntik modal LPEI Rp2,5 triliun dukung pembiayaan ekspor


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019