Dubai (ANTARA) - Iran tidak akan pernah menggelar pembicaraan empat mata dengan Amerika Serikat namun dapat terlibat dalam diskusi multilateral jika AS kembali pada kesepakatan nuklir Iran 2015, demikian Pemimpin Spiritual, Ayatollah Ali Khamenei pada Selasa, menurut stasiun TV.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuturkan ia dapat bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, kemungkinan di Sidang Umum PBB di New York pada September ini.

"Pejabat Iran, di tingkat apa pun, tidak akan pernah berbicara dengan pejabat Amerika ... ini bagian dari kebijakan mereka untuk menekan Iran ... kebijakan tekanan hebat mereka bakal kandas," demikian stasiun TV yang mengutip Khamenei.

Khamenei menyebutkan penguasa ulama Iran sependapat akan ini: "Semua pejabat di Iran secara bulat mempercayainya.

"Jika Amerika mengubah sikapnya dan kembali pada kesepakatan nuklir (Iran 2015), maka mereka dapat bergabung dalam pembicaraan antara Iran dan pihak lain dalam kesepakatan itu," kata Khamenei.

Trump meningkatkan sanksi terhadap Iran sejak tahun lalu ketika AS angkat kaki dari kesepakatan nuklir antara Iran dan enam kekuatan dunia dan kembali menerapkan sanksi. Sanksi tersebut dapat dicabut berdasarkan kesepakatan dengan imbalan Iran harus membatasi program nuklirnya.

Sebagai aksi balasan kebijakan "tekanan hebat" AS, Iran secara bertahap mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan nuklir dan berencana menerobosnya lebih jauh jika pihak Eropa gagal mempertahankan janji mereka untuk melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS.

"Jika kita menyerah pada tekanan mereka dan menggelar pembicaraan dengan Amerika ... Ini akan memperlihatkan bahwa tekanan hebat mereka terhadap Iran sukses. Mereka harus tahu bahwa kebijakan ini tak berarti apa-apa bagi kami," kata Khamenei, yang memiliki pandangan akhir soal semua masalah negara.

Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Iran: Tak ada pembicaraan dengan AS kecuali sanksi dicabut
Baca juga: Iran tetap ogah bicara dengan AS
Baca juga: Sektor obat-obatan Iran jadi korban sanksi AS

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019