Rupiah Melemah ke Posisi Rp9.510
Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada mengatakan investor masih menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS untuk menjaga nilai aset seiring belum adanya kepastian penanganan krisis utang di Eropa.
"Kebijakan penanganan krisis utang di Eropa masih ditunggu pasar. Yunani dikabarkan tengah meminta pelonggaran waktu pengetatan fiskal yang akan diputuskan September," kata Reza.
Meski demikian, ujarnya, masih ada ruang penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan merebaknya harapan pelonggaran moneter oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve.
"Pelaku pasar mengekspektasikan AS akan melakukan pelonggaran kuantitatif, kondisi itu akan mengikis dolar AS," kata dia.
Sementara itu Research and Analysis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan, harapan akan dikeluarkannya kebijakan pelonggaran kuantitatif dapat membuat dolar AS melemah terhadap mata uang utama dunia dan komoditi serta mengangkat bursa saham.
"Jadi rencana kebijakan pelonggaran kuantitatif bukan lagi persoalan apakah akan diadakan atau tidak, tapi kapan akan dikeluarkan," kata Ariston.
Di sisi lain, lanjut dia, optimisme yang berkembang seputar solusi krisis utang Eropa kembali memudar karena masih adanya pertentangan masalah pembelian obligasi dan belum adanya kepastian mengenai terbentuknya lembaga bailout permanen Eropa, European Stability Mechanism (ESM).
(KR-ZMF/A011)