Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang memastikan bahwa dapur umum sudah didirikan di tiga kecamatan, yakni Gayamsari, Pedurungan, dan Genuk, serta sudah melayani warga yang terdampak banjir selama sepekan ini.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Jumat, mengatakan bahwa langkah tersebut diambil guna memastikan kebutuhan pangan warga terdampak tetap dapat terpenuhi.
"Dapur umum ini bertujuan memberikan makanan dan minuman kepada warga yang mengalami kesulitan akibat banjir. Kami berupaya memberikan bantuan terbaik agar masyarakat terdampak dapat bertahan dalam situasi ini," katanya.
Menurut dia, dapur umum dan posko tersebut berada di titik-titik rawan banjir di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Gayamsari (Kelurahan Kaligawe, Tambakrejo, Sawah Besar, Siwalan).
Kemudian, Kecamatan Pedurungan (Kelurahan Tlogosari Kulon, Muktiharjo Kidul), dan Kecamatan Genuk (Kelurahan Terboyo Wetan, Trimulyo, Gebangsari, Genuk Sari).
Ia menyampaikan, sejak pertama didirikan pada Kamis (23/10) sampai dengan saat ini Jumat tercatat total nilai bantuan logistik penanganan bencana banjir di Kota Semarang mencapai Rp900 juta dan telah melayani lebih dari 1.000 orang yang membutuhkan bantuan pangan.
Pelayanan dapur umum diprioritaskan untuk seluruh penyintas banjir dan memberikan jaminan semua mendapatkan makanan secara merata tanpa terkecuali.
"Tidak boleh ada warga yang tidak terjangkau atau tidak mendapat bantuan. Dinsos, BPBD, Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana, red) dan relawan terus bekerja untuk memastikan setiap warga mendapatkan makanan," katanya.
Ia menjelaskan bahwa posko dapur umum menyuplai beragam jenis bantuan, mulai dari air mineral, sembako, sayur-mayur, tahu, tempe, makanan kaleng, hingga nasi bungkus.
Di samping itu, logistik lainnya, seperti obat-obatan, kebutuhan bayi dan anak, kebutuhan perempuan, kebutuhan lansia, "family kit", serta perlengkapan dasar lainnya pun tersedia untuk mendukung kebutuhan warga terdampak.
Pendistribusian dari dapur umum dilakukan secara langsung ke beberapa titik lokasi banjir untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Selain itu, distribusi juga dilakukan melalui ketua RT atau ketua RW, yang turut membantu dalam penyaluran makanan kepada warga di wilayah mereka masing-masing.
"Para relawan dan ibu-ibu PKK gotong royong memasak dan menyiapkan menu makanan. Semangat ini yang harus kita jaga," katanya.
Ia menegaskan pelayanan dapur umum akan terus berjalan selama banjir belum surut dan memungkinkan akan diperluas untuk menjangkau lebih banyak masyarakat terdampak.
Agustina juga mengimbau masyarakat yang membutuhkan bantuan untuk segera melaporkan ke posko atau petugas terkait di lokasi masing-masing.

