Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus berupaya menumbuhkan pelaku usaha baru di bidang batik tulis khas Kudus melalui program pelatihan kerja gratis yang digelar oleh UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kudus.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disnaker Perinkop UKM) Kabupaten Kudus Putut Sri Kuncoro melalui Kepala UPT BLK Kudus Evita Dewi di Kudus, Kamis, menjelaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan melahirkan wirausaha baru, tetapi juga untuk menjaga kelestarian budaya lokal.
"Kudus memiliki kekayaan tradisi seperti caping kalo, batik, dan bordir. Melalui pelatihan ini kami ingin melestarikan atau uri-uri budaya sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat," ujarnya.
Pada semester pertama tahun ini, BLK Kudus telah melaksanakan pelatihan batik dengan durasi 18 hari.
Terdapat empat paket kelas, masing-masing diikuti 16 peserta, dengan peserta yang didominasi kaum perempuan.
"Peserta dibimbing instruktur lokal yang mengajarkan keterampilan mulai dari proses dasar membatik hingga menghasilkan produk siap jual," ujarnya.
Evita menambahkan, pelatihan ini sekaligus mendukung agenda nasional dalam memperkenalkan batik kepada generasi muda. Apalagi, peserta tidak melulu dari kalangan tua, tetapi juga anak muda.
"Harapannya, mereka bisa mandiri, baik membuka usaha sendiri maupun terserap di dunia kerja,” ujarnya.
Dalam rangka mendukung perkembangan usaha batik tulis di Kudus, Pemkab Kudus juga mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) memakai seragam batik setiap Selasa dan Jumat. Sehingga permintaan batik tulis di Kudus bisa meningkat karena jumlah ASN di Kudus mencapai seribuan orang.
Selain batik, UPT BLK Kudus juga membuka pelatihan bordir dan pembuatan caping kalo. Program ini diharapkan melahirkan tenaga kerja terlatih dan potensial sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian daerah.
Menurut dia tahun sebelumnya pelatihan serupa juga sudah berjalan, dan ada kemungkinan diusulkan kembali pada tahun mendatang sebagai bagian dari perencanaan berkelanjutan.
Baca juga: Anggota DPR dorong regenerasi pembatik muda lewat karya sederhana

