Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperluas jangkauan program desalinasi di kabupaten/kota guna memenuhi kebutuhan air bersih warganya.
Terbaru, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen bersama Rektor Universitas Diponegoro Semarang Prof Suharnomo meresmikan program desalinasi Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa.
Menurut Luthfi, desalinasi di Desa Banjarsari, Demak tersebut merupakan satu dari empat titik yang disiapkan oleh Pemprov Jateng dan Undip.
Desalinasi adalah mengubah air payau atau air tawar menjadi air bersih untuk konsumsi masyarakat.
Selain di Demak, tiga daerah lainnya ada di Kabupaten Brebes, Kota Pekalongan, dan Pati.
Terkait kebutuhan listrik desalinasi, ia sudah memerintahkan langsung kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya dan dinas terkait lainnya untuk memberikan bantuan solar panel agar dapat meringankan beban biaya tagihan listrik.
"Di Demak ini bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat hampir 2.000 warga atau satu desa. Harapannya, kesehatan masyarakat terjamin dan kebutuhan dasar air minum ini terpenuhi. Ini adalah kerja kolaboratif antara pemprov dengan Undip dan pemerintah kabupaten/kota," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa kebutuhan air bersih merupakan salah satu indikator untuk mengintervensi penurunan angka kemiskinan dan stunting di wilayah tersebut.
"Jadi, implikasi kemiskinan di antaranya sehat dan kebutuhan dasar terpenuhi. Ini adalah salah satu faktor agar masyarakat terjamin kebutuhan air bersih di wilayah kita," katanya.
Sementara itu, Siti Nurjanah, warga setempat mengaku sangat terbantu dengan adanya desalinasi tersebut sehingga tidak perlu lagi jauh-jauh membeli air ke luar desa, apalagi harga yang ditawarkan juga lebih murah dibandingkan harga air bersih per galon yang dibeli di luar.
"Ini sangat membantu buat masyarakat. Harganya juga tidak terlalu tinggi, rasanya nikmat banget. Dulu susah dapat air bersih untuk minum, harus beli di luar. Sekarang lebih dekat," katanya.
Desalinasi di Desa Banjarsari tersebut pengelolaannya diserahkan diserahkan kepada Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum Sanitasi (KPSPAMS) Banjarsari Bergerak, mulai dari produksi sampai distribusi air bersih sampai ke masyarakat.
Ketua KPSPAMS Banjarsari Bergerak Ahmad Bahrudin mengatakan operasional desalinasi sudah dimulai sejak Agustus 2025.
Selama satu bulan para warga digratiskan untuk mengakses air tersebut, dan sejak 8 September lalu warga hanya membayar sekitar Rp3.000-Rp4.000 per galon yang hasilnya akan digunakan untuk biaya operasional, seperti perawatan dan tagihan listrik.
Desalinasi tersebut dibangun di wilayah Dukuh Brangsong, Desa Banjarsari, yang dipilih karena cukup dekat dengan embung Banjarsari yang menjadi sumber air untuk diproses menjadi air bersih.
"Tiga hari lalu hasil laboratorium menjelaskan kalau air ini sangat bagus," katanya.
Baca juga: Kemenkum Jateng sidak BHP Semarang

