Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan untuk mewaspadai potensi peningkatan curah hujan dalam tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin siang, mengatakan hujan lebat disertai petir masih berpeluang terjadi akibat adanya gelombang atmosfer Rossby ekuatorial yang melintas di Pulau Jawa.
“Gelombang atmosfer tersebut memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah pesisir selatan Jawa, khususnya Cilacap dan sekitarnya. Potensi hujan lebat masih akan berlangsung setidaknya hingga tiga hari ke depan,” katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan curah hujan pada Minggu (28/9) yang dicatat hingga Senin (29/9) pukul 07.00 WIB, sejumlah wilayah di Cilacap diguyur hujan lebat hingga ekstrem.
Dalam hal ini, curah hujan yang tercatat di Pos Pengamatan Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, sebesar 242 milimeter (mm) yang masuk kategori hujan ekstrem.
Selanjutnya curah hujan di Stasiun Meteorologi Cilacap tercatat 76 mm, Jeruklegi 69 mm, Klaces 76 mm, dan Patimuan 53 mm, yang seluruhnya termasuk kategori hujan lebat.
Sementara wilayah lainnya hanya mengalami hujan ringan atau tidak terjadi hujan.
“Hujan dengan intensitas tinggi ini sempat menyebabkan genangan air di beberapa titik wilayah Cilacap,” kata Teguh.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, maupun pohon tumbang.
“Jika curah hujan terus tinggi, wilayah rawan banjir dan longsor di Cilacap serta daerah sekitarnya perlu diantisipasi lebih awal,” katanya.
BMKG juga mengingatkan warga untuk tetap waspada ketika beraktivitas di luar ruangan saat hujan deras disertai petir.
“Keselamatan jiwa dan kesehatan harus diutamakan, jangan berteduh di bawah pohon ketika hujan petir, dan hindari area berpotensi banjir,” kata Teguh menegaskan.
Baca juga: BMKG: Gempa Sukabumi-Bogor dipicu sesar aktif dangkal

