Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memberikan apresiasi kepada pihak swasta atas kontribusi membangun 1.500 unit akses sanitasi individu aman dan air minum aman bagi keluarga kurang mampu di daerah itu.
"Ketersediaan air minum layak konsumsi dan sistem sanitasi yang memadai merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Tanpa ketercukupan air minum layak konsumsi dan sistem sanitasi yang memadai, risiko gangguan kesehatan masyarakat akan meningkat dan berdampak pada penurunan kualitas hidup," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris dalam sambutan tertulis acara "Kick-off Pembangunan Sanitasi Aman Kudus" dibacakan Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti di Aula Balai Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo di Kudus, Kamis.
Acara dibuka Sekda Revlisianto Subekti dan General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto, antara lain dihadiri pihak Dinas Kesehatan, kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), PDAM Tirta Muria, ketua Tim Penggerak PKK kabupaten, camat, kepala desa, serta para pengurus kelompok swadaya masyarakat (KSM).
Dia menjelaskan penyediaan air minum dan sanitasi yang baik harus menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini penting untuk memastikan akses yang merata, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai bentuk komitmen nyata, perusahaan itu pada 2025 menargetkan pembangunan 1.500 unit akses sanitasi individu aman dan air minum aman di enam desa di Kabupaten Kudus, sedangkan pembangunan pada tahap awal 1.070 unit di enam desa, yakni Gribig, Klumpit, Mejobo, Kesambi, Tanjungrejo, dan Klaling.
"Selebihnya akan dibangun pada tahap selanjutnya. Sehingga akhir 2025, perusahaan rokok terbesar di Kudus itu merencanakan sudah membangun lebih dari 2.000 unit sanitasi individu dan akses air minum untuk warga," ujarnya.
Pada 2024, perusahaan tersebut juga bekerja sama dengan KSM di enam desa membangun 564 unit sanitasi individu aman dan 11 sambungan rumah PDAM melalui model berbasis masyarakat.
Ia menilai kehadiran dunia usaha dalam pembangunan daerah penting, sedangkan perusahaan itu menunjukkan peran strategis dalam hal ini. Pemkab optimistis program sanitasi terpadu ini dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kudus, terutama keluarga kurang mampu.
Berdasarkan sumber Simanis Cika Dinas PUPR Provinsi Jateng, pada 2024 capaian akses sanitasi aman di Kabupaten Kudus 3,53 persen, sedangkan akses air minum aman 24,40 persen.
Angka ini sejalan dengan temuan para petugas KSM yang telah melakukan kegiatan pemicu terhadap 13.424 dari 18.971 keluarga (70,76 persen) di enam desa, yang menyatakan bahwa sebagian besar akses sanitasi dan air minum keluarga belum layak.
Melalui program sanitasi terpadu berupa sanitasi aman, diharapkan membantu masyarakat melakukan pola hidup yang lebih sehat serta mencegah berbagai gejala penyakit, kematian bayi dan stunting atau tengkes, sedangkan buruknya akses sanitasi dan air minum dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Sanitasi aman merupakan akses sanitasi yang dimiliki keluarga dengan bangunan atas berbentuk leher angsa dan bangunan bawah berupa penampungan tinja kedap, sedangkan penampungan ini dilakukan penyedotan lumpur tinja secara rutin sehingga mampu mengisolasi bakteri Escherichia Coli.
General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengungkapkan program sanitasi terpadu Djarum merupakan bentuk komitmen PT Djarum untuk membantu mewujudkan lingkungan masyarakat yang sehat.
Program ini memiliki tiga kegiatan utama, yakni membangun perubahan perilaku, membangun akses sanitasi, dan penyediaan akses air minum aman.
Ia mengatakan sejak 2023 Sanitasi Terpadu Djarum telah memulai melaksanakan program ini di Kabupaten Wonogiri dan Temanggung, dan berhasil membangun 158 unit sanitasi individu aman dan 43 sambungan rumah PDAM.
PT Djarum bekerja sama dengan KSM, yang merupakan wadah bagi masyarakat ambil bagian sebagai pelaku utama pembangunan. Mereka bekerja secara sukarela memberi andil penting dalam kelancaran program ini, yakni dengan mengidentifikasi masalah sanitasi dan air minum di tingkat keluarga, melakukan edukasi kepada warga, menyusun program kerja, hingga mengorganisir pembangunan akses sanitasi di lingkungan masing-masing.
Baca juga: Pemkab Kudus minta pangkalan jual elpiji 3 kg kepada warga yang berhak

