Kudus (ANTARA) - Bank Jateng Cabang Kudus, Jawa Tengah, sejak Januari hingga 22 Juli 2025 mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap para nasabah di Kabupaten Kudus mencapai Rp77,44 juta.
"Penyaluran KUR tersebut, bahkan telah melampaui target tahunan yang dipatok sekitar Rp70 miliar," kata Pemimpin Bank Jateng Cabang Kudus Risdiyanto di Kudus, Rabu.
Ia mengungkapkan penyaluran KUR tersebut melalui tiga unit kerja, yakni Bank Jateng Cabang Kudus di Jalan Sudirman, Unit Jati, dan Unit Prambatan.
Dari ribuan nasabah KUR yang dilayani, mayoritas merupakan pelaku UMKM di sektor usaha mikro seperti warung, konveksi, dan perdagangan kelontong. Sedangkan plafon pinjaman paling laris berada di kisaran Rp100 juta hingga Rp300 juta, dengan batas maksimal plafon KUR mikro hingga Rp500 juta per nasabah berdasarkan satu Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"Sementara nasabah yang mengajukan pinjaman di atas Rp500 juta itu masuk ke Kredit Umum Produktif (KUP)," imbuhnya.
Risdiyanto menjelaskan program KUR tetap mendapat subsidi bunga dari pemerintah, namun berlaku sistem bertingkat. Untuk pengajuan pertama, nasabah mendapat bunga 6 persen per tahun. Sedangkan pengajuan kedua, bunga naik menjadi 7 persen, dan ketiga menjadi 8 persen per tahun.
"Awalnya pemerintah menyubsidi hingga 7 persen dari total bunga yang normalnya 13 persen. Tapi untuk top-up, subsidi dikurangi secara bertahap," jelasnya.
Meskipun tingkat Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah tergolong rendah, yakni hanya sekitar 0,2 persen, Risdiyanto mengungkapkan ada sejumlah hambatan dalam proses pencairan KUR. Salah satunya berasal dari catatan negatif dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, yang umumnya berasal dari penggunaan layanan paylater.
"Banyak UMKM yang kesulitan mengajukan KUR karena terlilit transaksi kecil lewat platform paylater. Misalnya hanya karena belanja Rp200 ribu tapi telat bayar, itu sudah mempengaruhi SLIK mereka," ujarnya.
Ia mencatat kasus demikian berkisar 10 persen nasabah yang terkendala karena permasalahan tersebut.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kata dia, pihaknya pun secara aktif memberikan edukasi kepada para pelaku UMKM terkait pentingnya menjaga histori kredit, termasuk menyelesaikan tagihan kecil di platform digital. Edukasi tersebut terbukti membantu banyak calon nasabah untuk bisa kembali mengakses pembiayaan.
Bank Jateng Kudus terus berupaya mendorong pelaku UMKM agar dapat memanfaatkan fasilitas KUR untuk mengembangkan usahanya serta terbuka bagi semua pelaku usaha produktif yang memenuhi persyaratan.
Baca juga: KUR BRI bantu UMKM pemasok MBG tingkatkan skala usaha

