Semarang (ANTARA) - Foodbank of Indonesia (FOI) di bawah Yayasan Lumbung Pangan Indonesia bersama Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah serta ABC Indonesia dan JNE Ekspress menyelenggarakan Gerakan Indonesia Memasak (GIM) Mustikarasa: Semarang 2025.
GIM Mustikarasa adalah sebuah gerakan yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia terutama para ibu untuk mengenal kembali kekayaan pangan lokal dan rempah Indonesia yang mulai hilang dan terlupakan melalui kegiatan memasak bersama.
Gerakan ini tidak hanya sekadar kampanye memasak tetapi sebuah langkah strategis untuk meningkatkan gizi keluarga Indonesia melalui pemanfaatan pangan lokal dan kekayaan rempah nusantara. GIM Mustikarasa menjadi wadah berbagi pengetahuan seputar pangan lokal dan rempah yang terlupakan, cara mengolah, dan memperkenalkannya kembali kepada keluarga.
Bertempat di halaman Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, kegiatan ini melibatkan lebih dari 1.000 peserta, terdiri dari 100 ibu relawan yang hadir langsung dan 1.000 peserta lainnya yang bergabung secara daring melalui Zoom dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan DIY. Dalam GIM Mustikarasa ini, ibu menjadi garda depan perubahan khususnya dalam menjaga warisan budaya dan kesehatan generasi penerus bangsa.
Acara dibuka secara resmi oleh Foodbank of Indonesia, perwakilan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Semarang, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, dan Tim Penggerak PKK Kota Semarang serta Kraft Heinz ABC Indonesia. Kepala DKP Kota Semarang Endang Sarwiningsih Setyawulan mengatakan, gerakan memasak perlu dikampanyekan bersama. "Generasi hari ini membutuhkan sentuhan masakan rumah, bukan sekadar mengenyangkan, tapi juga penuh cinta dan gizi. Memasak adalah tindakan mulia karena dari dapurlah lahir pangan yang baik bagi keluarga, terutama anak-anak. Harapannya, anak-anak yang tumbuh dengan asupan bernutrisi dan kasih sayang ini akan menjadi pemimpin masa depan baik di tingkat nasional maupun dunia," kata Endang.
“Memasak itu bukan hanya soal dapur, tapi tentang menjaga gizi keluarga dan memelihara warisan rasa Indonesia. Lewat Gerakan Indonesia Memasak, kami ingin menyampaikan bahwa memasak adalah aktivitas yang mulia dan menyenangkan, serta mengajak masyarakat untuk menemukan pangan lokal dari daerah,” ujar M Hendro Utomo, pendiri FOI menambahkan.
Pihak FOI menegaskan pentingnya peran ibu dalam menjaga ketahanan pangan keluarga dan mendorong konsumsi pangan lokal yang sehat dan terjangkau.
Salah satu momen utama acara adalah Demo Masak Mustikarasa oleh ibu inspiratif Kota Semarang yang memperkenalkan resep Ayam Gongso Serai dan Daun Jeruk, hidangan khas Semarang yang memadukan rasa manis legit dari kecap, gurih rempah kemiri, dan aroma segar dari serai dan daun jeruk.
“Dari dapur, kita tidak hanya menciptakan makanan tetapi juga generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing. Memasak bukan sekadar soal budaya, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan keluarga,” ujar Plt Kepala Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Urip Ariani Setyorahayu..
Tak hanya menyimak, para peserta juga diberi kesempatan untuk ikut langsung dalam sesi Praktik Memasak Mustikarasa, di mana 10 kelompok ibu melakukan praktik memasak secara berkelompok dan menyampaikan hasil olahannya. Peserta daring turut berinteraksi dalam sesi tanya jawab dan berbagi cerita inspiratif melalui platform Zoom Webinar.
Sebagai bentuk edukasi tambahan, pada sesi makan bersama turut diperkenalkan beras pecah kulit, sumber karbohidrat tinggi serat yang diolah sebagai alternatif nasi putih dan memperkuat semangat konsumsi pangan sehat. Ketua Tim Penggerak PKK Listyati Purnama Rusdiana mengatakan, mMemasak telah menjadi aktivitas yang lumrah bagi banyak perempuan. "Lebih dari sekadar rutinitas, memasak sendiri memberi kendali penuh atas kandungan gizi, kebersihan, serta bahan tambahan dalam makanan. Dengan begitu, keluarga tidak hanya kenyang, tapi juga sehat dan terjaga kualitas asupannya," kata Listyati.
Hadirnya GIM menandai pentingnya pangan lokal sebagai solusi inklusif untuk mendekatkan akses pangan ke masyarakat dan memerangi kelaparan dengan berbasis kearifan lokal. Dengan kembali ke pangan lokal dan rempah, keberlanjutan alam dan budaya Indonesia semakin terjaga dan ketahanan gizi keluarga semakin kuat dari akarnya. Indonesia sebagai negara kaya sudah seharusnya mandiri secara pangan. Sebanyak 900 jenis tanaman pangan (Badan Pangan Nasional,2022) serta 9000 spesies tanaman obat (Badan Pengkaji dan Pengembangan Perdagangan, 2017) sudah semestinya dapat dikelola dengan optimal sebagai sumber gizi dan pengobatan alami masyarakat Indonesia.

GIM Mustikarasa ajak 1000 ibu olah dan lestarikan pangan lokal

Pendiri Foodbank of Indonesia (FOI), M Hendro Utomo menyerahkan setampah rempah-rempah kepada Kepala Dinas Ketahanan Kota Semarang Dr. Endang Sarwiningsih, SE, MM, sebagai tanda dimulainya Gerakan Indonesia Memasak secara Nasional yang diluncurkan di Kota Semaran (HO-FOI)
