Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) optimistis inflasi di wilayahnya khususnya yang bersumber dari sektor pertanian tetap terkendali di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Inflasi insya Allah masih dalam rentang 2,5 persen plus minus 1 persen," kata Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra dalam kegiatan "Capacity Building & Media Briefing Stakeholders Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Wilayah Provinsi Jawa Tengah" yang digelar di Jakarta, Jumat.
Ia mengakui kondisi cuaca saat sekarang tidak menentu karena masih sering terjadi hujan meskipun sudah memasuki musim kemarau, sehingga berdampak terhadap sektor pertanian khususnya tanaman padi dan cabai.
Menurut dia, banjir akibat hujan lebat maupun banjir air pasang atau rob dapat mengakibatkan tanaman padi menjadi puso yang berdampak pada penurunan produksi beras.
Selain itu, kata dia, hujan lebat juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
"Namun, ini bisa kita siasati tentunya dengan berbagai macam cara, misalnya dengan menanam benih padi unggul di daerah pantai yang sering terendam air, sehingga tidak terganggu produksinya. Kemudian kalau cabai ya pakai green house," kata dia menjelaskan.
Dalam hal ini, kata dia, Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah memberikan bantuan berupa green house bagi petani cabai di Kabupaten Magelang, Wonosobo, dan Demak.
Ia mengharapkan dengan adanya bantuan green house tersebut, produksi cabai tetap stabil di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
Lebih lanjut, dia mengatakan BI bersama TPID dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi, antara lain telah melaksanakan operasi pasar sebanyak 481 kali di 35 kabupaten/kota se-Jateng pada periode Januari-Mei 2025.
"Kemudian, untuk ketersediaan pasokan, TPID melakukan penanggulangan organisme pengganggu tanaman di Kabupaten Semarang, Grobogan, dan Sragen melalui gerakan gropyokan (pembasmian) tikus serta melalui pembangunan rubuha atau rumah burung hantu. Kita juga menambah mitra-mitra baru sebagai champion Cabai," kata Rahmat.
Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny mengatakan salah satu isu adalah dalam pengendalian inflasi adalah regenerasi petani karena penurunan jumlah petani, terutama petani muda, dapat mengancam ketahanan pangan dan stabilitas harga.
Oleh karena itu, pihaknya bersama TPID di wilayah kerja KPw BI Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara terus mendorong pertumbuhan petani muda atau milenial.
"Pada semester pertama tahun 2025 ini telah ada dua klaster petani milenial," kata dia yang hadir secara daring.
Kemudian, untuk mendorong regenerasi petani tersebut, kata dia, akan diluncurkan sekolah petani untuk mengedukasi petani-petani muda terkait dengan pola pertanian yang baik.
Baca juga: BPS catat Jateng alami inflasi 1,66 persen pada Mei 2025