Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendorong penggunaan compressed natural gas (CNG) karena harganya yang lebih ekonomis dan murah dibandingkan dengan elpiji, termasuk untuk dapur program makan bergizi gratis (MBG).
"Saya sebagai gubernur menyampaikan terima kasih atas di-'launching'-nya penggunaan CNG ini, karena ini lebih murah," katanya usai peluncuran tabung CNG di Dapur Mandiri Marwa, Kabupaten Semarang, Jumat.
Produk tabung CNG tersebut diproduksi oleh salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) Jateng, yakni PT Jateng Petro Energi (JPEN).
Menurut dia, potensi gas alam di Jateng sangat besar, seperti di Kabupaten Grobogan, Blora, dan daerah lainnya yang direspons dengan baik oleh PT JPEN dengan terobosan kreatifnya untuk dimanfaatkan sebagai pengganti gas elpiji.
Karena itu, ia mendorong pemanfaatan CNG bisa lebih luas di masyarakat, seperti di rumah tangga, industri kecil, dan lainnya, termasuk dapur-dapur MBG di Jateng, mengingat harganya yang lebih murah dibandingkan dengan gas elpiji.
Ia meminta agar JPEN terus melakukan sosialisasi terkait produk CNG tersebut, sebab merupakan salah satu energi terbarukan yang bersumber dari gas alam, selain harganya murah.
"Selama ini masyarakat mengetahui gas melon yang warnanya hijau. Kami nanti akan buat yang warnanya beda. Itu gas dari kita dan biayanya murah," katanya.
Biasanya, kata dia, instalasi CNG untuk dapur MBG sekitar Rp20 juta, namun jika menggunakan fasilitas JPEN maka bisa gratis, kemudian pemakaian CNG juga lebih murah ketimbang gas melon yang HET saat ini mencapai Rp18.000/tabung.
Berkaitan dengan dapur MBG, dari target 3.400-an dapur, saat ini di Jateng sudah ada sekitar 202 dapur yang akan diakselerasi di bawah Satuan Tugas (Satgas) MBG Jateng berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, swasta, dan mandiri.
Sementara itu, Direktur PT JPEN Dwi Budi Sulistiyana mengatakan bahwa Dapur Mandiri Marwa merupakan dapur keempat yang disuplai CNG olah JPEN.
Tiga dapur lainnya ada di Kabupaten Wonogiri, yaitu Dapur Manyaran, Baturetno, dan Purwantoro dengan distribusi 4.800 m³ per bulan.
"Bulan Juli nanti akan menyuplai ke 18 dapur MBG ditambah furnitur. Di luar MBG sudah menyuplai juga ke hotel, restoran, kafe/catering (horeka) sebesar 7.000 meter kubik tersebar di seluruh Jateng," katanya.
Pada Juli 2025, akan ada penambahan pasokan sekitar 22.000 meter kubik, dan jumlah itu sekitar 22 ton yang bisa mengganti elpiji.
Ia menjelaskan adanya perbedaan menonjol antara CNG dengan gas elpiji, yakni gas elpiji bahan dasarnya 85 persen masih impor, sedangkan CNG 100 persen dari resevoir di Jateng sehingga mendukung swasembada energi.
"Kami akan berupaya untuk berkontribusi riil kepada masyarakat, serta memberi dampak kepada alam semesta dengan energi bersih terbarukan," katanya.